Resensi
**----Saga No Gabai Bachan----**
(Nenek Hebat Dari Saga)
Penulis : Yoshichi
Shimada
Penerjemah :
Indah S. Pratidina
Penerbit : Pustaka
Inspira/Kansha Book
Terbit : 2004
/ di Indonesia Juli 2013
Tebal : 254
hlm
ISBN : 978 –
602 –97066-2-8
Buku cerita
ini merupakan terjemahan dengan judul asli Saga no Gabai Baachan karangan
Yoshichi Shimada yang dalam bahasa Indonesia menjadi Nenek Hebat dari Saga.
Buku ini berisi tentang kehebatan seorang nenek dalam menghadapi kehidupan ini
dimana dalam usianya yang sudah 60 tahun masih harus merawat seorang cucunya
yang bernama Akihiro Tokunaga.
Buku ini
terdiri dari beberapa yang setiap babnya mengisahkan cerita yang berbeda.
Ø Prolog :
Padahal tanpa uang pun, cukup dengan perasaan tenang,
kita dapat hidup dengan ceria. (hal;12)
Kebahagian itu bukanlah sesuatu yang di tentukan oleh
uang. Kebahagian itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri,
oleh hati kita. (Hal;14)
Ø BAB 1 (DORONGAN DARI IBU )
Hidupku sungguh berubah karena dorongan dari Ibu di
hari itu, ( didorong dalam arti yang sesungguhnya, berpisah dengan sang ibu dan
dibawa oleh bibinya untuk dirawat oleh sang nenek dan tanpa Tokunaga sadari
bahwa ibu nya memang merencakan ini.
Ø BAB 2 (Dari Miskin Jadi Miskin
Tinggal di
rumah nenek, belajar memasak nasi, menggantungkan magnet yang di tali di
pinggang, yang jika berjalan maka akan menarik segala bentuk logam dan kemudian
logam bisa dijual lagi. Mempunyai supermarket sendiri (yang berupa aliran
sungai, dimana ada pasar di hulu sungai, sehingga ada banyak macam sayur mayor
yang tersangkut di galah, yang sengaja di letakkan oleh nenek)
Ø BAB 3 (Roda Kehidupan yang Cemerlang )
Masih merasa
rindu pada ibunya, tetapi hidup di kampong Saga bersama nenenknya justru
membuat Tokunaga mengalami banyak hal menarik. Saat semua orang sibuk berlatih
jundo, kendo Tokunaga malah disarankan neneknya untuk berlatih lari, karena
tidak perlu peralatan dan tempat berlarinya pun gratis.
Ø BAB 4 (Cara Tepat Hidup Miskin )
Berhubung
Tokunaga belum pernah makan Lobster, maka saat nenek mengatakan bahwa yang ia
makan adalah lobster makan ia akan percaya begitu saja, padahal yang ia makan
adalah udang karang, yang di dapat dari supermarket pribadi yaitu sungai depan
rumah.
Ø BAB 5 ( Festival Olahraga Paling Berkesan Sekaligus
Paling Kelabu )
“Kebaikan
sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima
kebaikan.”(Hal;87)
Ø BAB 6 (Kebahagiaan Dalam Termos Air Panas)
Ternyata
bila termos itu dibungkus dengan selimut lalu diletakkan di bawah kaki, sungguh
terasa hangat. Lalu di dalam Futon yang hangat itu, seolah berada di surge, aku
dapat tidur nyenyak. (Hal;94)
Ø BAB 7 (Memungut Uang )
Ternyata
bagus tidaknya suatu gambar memang tidak ada hubungannya dengan krayon.(Hal;112)
Ø BAB 8 (Ibu dan Bocah Baseball)
Meski
olahraga baseball tetap dapat dilakukan tanpa peralatan lengkap ternyata dengan
peralatan yang seharusnya, permainan memang lebih mengasyikkan. (Hal; 119)
Ø BAB 9 ( Nenek dan Ibu )
“Kalau kita
ikuti terus rel ini, kita bakal sampai Hirosima.”
“Wah diujung
rel ini ada Hirosima ya,” ( Hal;127)
Ø BAB 10 ( Sepatu Atletik Seharga 10.000 Yen )
Diangkat
menjadi kapten team baseball di sekolah.
Ø BAB 11 (Nilai Nol untuk Ujian Nilai Sempurna Untuk
Karya Tulis )
“Tiadak masalah, tidak apa-apa satu dan dua
kalau ditambah bakal jadi lima “ (Hal 165), waktu penerimaan raport semua
nilainya rata-rata hanya angka 1 dan 2
nilai skala 1-5.
Ø BAB 12 (Guru yang Tak Terlupakan )
“Tokunaga,
tak usah kau cari pelakunya, kalau ketemu, orang itu nantinya akan jadi pendosa
bukan?” (Hal 170)
Ø BAB 13 ( Orang Terkenal Di Saga )
Paman
penjual tahu, yang akan menjual tahunya yang rusak dengan setengah harga.
Dokter yang tidak mau diganti biaya pengobatan dan onkos untuk pulang Tokunaga.
Ø BAB 14 ( Mi Udon, Jeruk dan Cinta Pertama )
Ditraktir Mi
udon oleh seorang wanita cantik, berniat membalas budi dengan memberikan buah
jeruk hampir setiap hari yang didapt dari mencuri jeruk di pohon milik keluarga
wanita cantik.
Ø BAB 15 (Festival Olahraga Terakhir )
Meskipun
datang terlambat, akhirnya Ibu Tokunaga memenuhi janjinya untuk datang di
Festival olahraga terakhir yang diikuti oleh Tokunaga. (Karena setelah itu akan
segera lulus)
Ø BAB 16 ( Antara Ikut Campur dan Kebaikan )
Tanpa
dimintai bantuan oleh Kubo, kami memutuskan untuk pekerja paruh waktu, lalu
memaksanya menerima uang hasil kerja dan marah ketika ia tidak datang. Sama
sekali tidak ada kebaikan yang diperuntukkan kepada Kubo. Semua untuk diri kami
sendiri. Hanya karena ingin merasa puas, kami telah menjual kebaikan dan
memaksa Kubo untuk menerimanya. (Hal;226)
Ø BAB 17 ( Selamat Tinggal Saga )
Menerima
beasiswa klub baseball di SMA Kouryou di Hirosima dan Tokunaga sangat gembira
akan hal itu.
Aku memang
ingin sekali tinggal bersama Ibuku di Hirosima, tapi meninggalkan Nenek
sendirian di Saga membuat hatiku sedih.
Hidup
delapan tahun di Saga membuat diri Tokunaga sangat menyanyangi kampong Saga.
Membaca novel ini benar-benar
membuat kita kagum akan cara unik berfikir Nenek demi mempertahankan hidupnya
dari kesulitan perekonomian. Benar memang jika setiap manusia punya cara
tersendiri untuk menikmati hidup dan merasa bahagia dalam menjalankan kehidupan
yang dipilih. Dan ini merupakan kisah real yang dialami langsung oleh si
penulis yaitu Yoshichi Shimada.
Disini banyak sekali bertebaran
kata-kata motivasi yang dijamin membuat yang baca kembali bersemengat dan bisa
berfikir positif tentang keadaan yang sedang kita alami, karena selalu ada
celah untuk bahagia meskipun ditengah kesulitan yang menghimpit.
**Tips Hidup yang menyenangkan dari
nenek yang membesarkan Yoshichi Shimoda Nenek Osano**
1.
Saat kita
dibenci, itu berarti kita menonjol diantara yang lain.
2.
Jangan
bicara sedih di malam hari, kisah sulit bila dibicarakan siang hari, tidak akan
terasa begitu sulitnya.
3.
Hidup selalu
menarik, daripada hanya pasrah, selau coba cari jalan.
4.
Jangan
bersedih saat pemakaman, selalu ada waktu untuk segalanya dan ini waktu yang
tepat.
5.
Tertawalah
saat orang terjatuh, tertawalah saat diri sendiri terjatuh, karena semua orang
memang lucu.
6.
Kebaikan
sejati dan tulus adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang
menerima kebaikan itu.
7.
Nilai rapor
apapun itu asal bukan nol tidak masalah, kalau satu dan dua dijumlahkan
hasilnya tetap akan jadi lima bukan.
8.
Berhentilah
mengeluh ‘panas’ atau ‘dingin’. Musim panas berutang budi pada musim dingin
demikian juga sebaliknya.
9.
Pelit itu
payah, hemat itu jenius.
10. Di dunia ini banyak orang yang meski sakit tidak mau
mati, bunuh diri sungguh kelewat mewah.
11. Saat jarum jam dinding berputar ke kiri, orang akan
menganggapnya rusak dan membuangnya. Manusiapun tidak boleh menengok ke
belakang, terus maju dan maju melangkah ke depan.
12. Hidup miskin mulai dari sekarang. Bila sudah kaya, kita
jadi berpelesir jadi makan sushi, jadi menjahit kimono. Hidup jadi kelewat
sibuk.
13. Belum tentu kita miskin, karena makan sarden. Kalau
orang zaman dahulu melihat sarden dan menamainya ikan tai, sarden ini jadi ikan tai,
bukan?
14. Kau tidak butuh celana renang untuk di laut,
berenanglah dengan kemampuan sendiri.
15. Jangan berfikir hari esok di hari ini, pikirkan
seratus dan dua ratus tahun ke depan. Bakal ada 500 orang cucu dan cicit yang
terlahir, sungguh membahagiakan, bukan?
16. Jangan terlalu rajin belajar! Bisa-bisa nanti jadi
kebiasaan.
17. Lobak yang berujung dua sekalipun, kalau
dipotong-potong dan direbus sama saja dengan yang lain. Timun yang bengkok
sekalipun bisa diirin-iris dan dibumbui garam tetap saja timun.
18. Ada dua jalan buat orang miskin miskin muram dan
miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria, selain itu karena bukan baru-baru ini
saja menjadi miskin, jadi kita tidak perlu cemas. Tetaplah percaya diri,
keluarga kita memang turun temurun miskin.
19. Meski ada barang yang dapat dipungut, bukan berarti
kita dapat membuang.
20. “Nenek, aku tidak mengerti Bahasa Inggris,” “
kalau begitu tulis saja “Saya orang Jepang”
“aku juga tidak suka huruf Kanji”
“tulis saja “Aku hidup dengan Hiragana dan Katakana “
“Aku juga benci sejarah” “
Sejarah juga? tulis “Saya tidak menyukai masa lalu.”
21. Lagi pula sekalipun perampok masuk ke rumah kita,
tidak ada apa-apa yang bisa dicuri dari sini bukan?saking tidak ada apa-apanya,
mungkin dia malah jadi kasihan dan meninggalkan sesuatu untuk kita.
22. Sampai mati, manusia harus punya mimpi!kalaupun tidak
terkabul, bagaimanapun itu kan Cuma mimpi.
23. Orang pintar maupun orang bodoh, orang kaya maupun
orang miskin. Limapuluh tahun kemudian, semua bakal sama-sama berusia limapuluh
tahun.
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian