Penulis : Shabrina
Ws
Penerbit : Penerbit
Qanita (PT. Mizan Pustaka)
Terbit : 2013
Tebal : 236
hlm
ISBN : 978 –
602 –9225-77-8
Ini novel kedua karangan dari Mbak
Sha yang aku baca. Aku suka membaca novel karangan dari Mbak Sha, dia seLaLu
mengambiL setting tema di Luar jawa dan dari sudut pandang yang berbeda juga.
Meskipun novel romance tapi kisah yang dibuat oLeh kak Sha berbeda, tapi sisi
romance dan kadar kebaperannya layak diacungin jempol. Dua novel ini aku banyak menemukan quote
quote yang is the best Lah pokoknya. kaLau baca quote-quote gitu yang ada
dipikiran aku Cuma ada satu ( Orang ini habis baca buku apa yak ok bisa buat
quotes sekeren ini?) Penasaran aku tentang penuLis itu mereka suka membaca buku
yang seperti apa ya? Sehingga bisa membuat tuLisan sekeren itu.
Novel ini mengambil settingan di
daerah timur-timur waktu terjadi kerusuhan. Dengan pemeran utama Marsela dan
Juanito. Dan ada beberapa plot yang diambil dari sudut pandang anjing milik
kedua pemeran utama itu.
Kisahnya memang cukup sederhana,
persahabatan sejak kecil laki-laki dan perempuan, yang kemudian tumbuh dewasa
saling suka. Tapi tetap saja ini beda dari cerita dengan tema yang sama.
Aku selalu menantimu dari matahari di timur, matahari
di barat. Hingga terbit lagi.
Aku telah melewati musim yang berganti berulang kali,
tapi kau tak pernah hadir di sini.
Kini setelah sepuluh tahun kulewati aku tak yakin
lagi,
bahkan pada hatiku sendiri.
( MarseLa)
Siapakah kita, ketika pada akhirnya sejarah teLah
berbicara.
Bahkan sungai bisa saja berubah muara,
sekuat apapun aku bertahan,
sepuluh tahun teLah mengubah banyak haL
dan nyatanya keadaan memang tak lagi sama.
(Juanito)
Karena keadaan Marsela dan Juanito terpaksa
harus berpisah. Perpisahan 10 tahun yang cukup berat bagi keduanya. Marsela
kehilangan Ayahnya untuk selamanya, menjadi buruh pemecah batu dan menjadi
pelayanan toko bangunan. Berbeda dengan yang dialami oleh Juanito dia memang
tidak mengungsi dari tempat tinggalnya tapi ia terpaksa harus kehilangan
kakinya dan harus menggunakan kaki palsu.
“Juan, jangan pergi-pergi ya?”
“Sela, bagaimana aku akan pergi, kalau rumahku adalah
di hati mu. Aku sangat mencintaimu.”
“kadang aku takut ini hanya mimpi.”
“Kita sudah terikat janji suci, Sela. Hanya Tuhan yang
bisa memisahkan kita.”
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian