Fated Love
(Age Is Just A Number)
Penulis : Yulia
Ang
Penerbit:
Ellunar Publisher
Tahun terbit
: 2016
Tebal : 353
hlm
Genre :
Novel Romance
ISBN : 978 –
602 –0805-70-2
***
William
Albert atau biasa di sapa dengan nama Will adalah seorang pelajar SMU di
sekolah Elite di Jakarta yang
terlahir dari keluarga pengusaha kaya raya dan usianya baru menginjak 18 tahun.
Willy sebenarnya siswa yang pandai tapi sayang karena sifat pemalas dan adanya
gangguan dari salah satu fansnya menjadikan ia sering membolos.
Cellonita
Clara, biasa dipanggil dengan nama Cello. Berasal dari Bandung, bekerja sebagai
resepsionis di sebuah hotel di Jakarta. Dengan usia yang akan menginjak 28
tahun dan berwajah baby face membuat
dia tampak masih berusia belasan apalagi dia belum menikah. Selain mempunyai
kepribadian yang baik seorang Cello juga penggemar segala sesuatu yang
berhubungan dengan negara Korea.
Adam Morgan
atau Adam, sahabat baik Cello sejak mereka duduk di bangku kuliah. Hubungan
mereka sangat dekat bahkan pacar Adam merasa cemburu dengan hubungan mereka.
Mereka berdua Adam ataupun Cello keduanya saling melengkapi satu sama lain,
saling membantu dan keduanya merasa nyaman dengan persahabatn seperti itu
bahkan Cello menganggap Adam sebagai kakaknya.
Pertemuan
antara Cello dan Angela mama Will di hotel di mana Cello saat itu sedang
berbicara dengan tamu yang yang berkebangsaan Inggris, kemampuan berbahasa
inggris Cello menarik perhatian Angela dan ia berniat untuk menjadikan Cello
sebagai tutor bahasa inggris bagi Will dan kesempatan itupun tidak disia-siakan
oleh Cello.
Kecantikan
Cello mampu membuat hati Will merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia
rasakan. Kekaguman sejak pandangan pertama ia bertemu dengan Cello.
Kini , ia menyadari kalau ia benar-benar
telah jatuh hati pada tutornya itu.
Cinta yang sulit digambarkan dengan
kata-kata.
Cinta yang tidak memandang batas usia.
(Halaman 50)
Kedekatan
Will dengan Cello memicu rasa cemburu yang timbul dihati Adam, hal ini
menyadarkan Adam bahwa perasaannya kepada Cello selama ini bukan perasaan
sesama sahabat tetapi lebih dari itu.
“Usia itu hanyalah sebuah angka. Kematangan
serta kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dari usianya. Sesungguhnya
bagaimana dia bersikap, bagaimana dia berkata dan bagaimana dia memperlakukanmu,
itu yang bisa mengukur kedewasaan seseorang”
(Halaman 81)
Lewat sebuah
lagu di hari ulangtahun Cello, Adam mengukapkan perasaannya kepada sahabatnya
itu. Hal ini malah membuat bingung Cello, karena memang selama ini Cello hanya
menganggap Adam sebagai teman atau kakak, hanya sekedar itu. Will juga
mengungkapkan perasaannya kepada Cello. Cello tak mampu menolak perasaannya
kepada Will dan ia memang sudah benar-benar jatuh cinta kepada Will. Will dan
Cello pun memutuskan untuk memadu kasih seperi halnya orang lain berusaha tidak
memperdulikan segala perbedaan yang ada diantara mereka berdua.
“I will never let you down. I promise.”
Will.
(Halaman 123)
Hubungan
Cello dan Will tampak manis, tapi semua berubah setelah Ibunya Will mengetahui
bahwa anaknya menjalin kasih dengan wanita yang usianya jauh diatas Will.
Selain Ibunya Will hubungan mereka juga diketahui oleh Velisya, seorang siswi
yang terang-terangan mengejar cinta Will dengan segala cara dan terus ditolak
oleh Will.
“Permintaan saya hanya satu tadi, lihat
permasalahan ini dari sudut pandang saya.”
(Ibu Will, Halaman 194)
Rencana
licik Velisya untuk menjauhkan Cello dengan Will, sukses membuat Cello
memikirkan ulang tentang hubungannya dengan Will. Demi mempertahankan hubungan
itu Cello harus bersiap mengorbankan apa yang dia miliki dan kebahagian orang
disekitarnya.
“Bagaimana mungkin Ayah marah karena hal
itu.
Maksud Ayah, siapa yang bisa mencegah cinta
masuk ke dalam hati seseorang kalau itu memang sudah takdirnya? Cinta itu
datang tanpa melihat siapa kita,
berapa usia kita dan dengan siapa kita akan
menjalaninya.
Dia hanya datang begitu saja.
Dan yang Ayah tahu, Ayah tidak bisa
menyalahkanmu karena hal itu.”
(Pak Hendratmo, Ayah Cello. Halaman 214)
Demi kebahagian
keluarganya Cello nekat menyudahi hubunganya dengan Will. Memberikan rasa benci
di hati Will dan juga luka. Luka yang juga Cello rasakan tapi keputusan sudah
dibuat dan tidak mungkin akan ditarik kembali.
“Tuhan mungkin akan menghukumku nanti karena
aku telah memanfaatkan laki-laki baik sepertimu.
Aku menerima tawaranmu kemarin untuk menikah
dengan mu.”
(Cello, Halaman 233)
Akhirnya
Adam berhasil menikah dengan Cello, pernikahan tanpa cinta di hati Cello. Tapi
sejalan dengan waktu rasa cinta itupun hadir di hati Cello. Mereka berdua juga
sudah dikarunia seorang anak laki-laki bernama Callisto. Kebahagian akan
keluarga kecilnya itu yang Cello rasakan saat ini.
Apa kisah
cinta Cello berakhir kepada seorang Adam, sosok yang menjadi sahabat baiknya
dan sudah dianggap sebagai kakak bagi Cello dan suami yang sangat ia cintai.
Apakah memang Adam adalah takdir cinta buat Cello?
“Selama apapun mereka berpisah dan sejauh
apapun jarak memisahkan mereka, pada akhirnya takdir cinta mempertemukan mereka
dan menyatukan mereka kembali.”
(Halaman, 348)
***
Pertama-tama
aku ucapkan banyak terimakasih buat Mbak Angga atas kesempatannya dan
kepercayaanya kepada ku untuk mereview
novel karanganya. Ini kesempatan pertama aku, semoga tidak mengecewakan.
Aamiin.
Pertama kali
membaca novel ini, aku baca bagian sampul belakang. Pikiran aku langsung
membayangkan seorang laki-laki jatuh cinta kepada perempuan yang usianya 10
tahun diatas dia, dalam bayangan ku si cewek usia 17 tahun berarti paling tidak
dia sudah SMA, kalau begitu si cowok berusia 7 tahun berarti dia kelas 1 SD (
haaaaaa, si cewek udah pergi sendirian kemana-mana sementara cowoknya masih
gandeng tangan ibunya) kalau dibayangin di waktu kecil kayak gak masuk akal
tapi kalau sudah dewasa lain cerita. ( Cinta itu sungguh terlalu.)
Dari kisah
cinta beda usia, sahabat jadi cinta, kisah cinta segi tiga ( segitiga sama sisi
aku menyebut kisah cinta mereka bertiga itu) tema-tema tersebut berkumpul jadi
satu dan diceritakan beda dari cerita novel pada umumnya. Jangan harap kalian
akan menemukan Adam yang akan berusaha keras dengan berbagai cara untuk menjauhkan
Cello dari Will. Adam meskipun dia cinta dengan Cello tapi kebahagiaan Cello
adalah hal utama bagi Adam, meskipun kebahagian itu bukan dia yang memberikan.
Yang tahu bagaimana posisinya Adam, pasti tahu banget perasaan Adam seperti
apa?
Untuk bagian
konflik, misal sisi hancurnya Will setelah penolakan Cello yang pertama atau
kedua masih kurang heboh menurut aku, atau kurang dramatis. Setidaknya meskipun
tidak diceritakan secara full ada semacam kilas balik atau flash back yang
diceritakan oleh orang-orang disekitar Will.
Awalnya aku
mengira bahwa ibu Will yang akan nekat memisahkan mereka tapi kenyataanya tidak
seperti itu. Aku maklum sih dengan pendapat ibunya Will ( Ibu mana yang bakalan
ikhlas anaknya menjalin kasih dengan wanita yang jauh lebih tua), nyatanya Ibu
Will ini sangat elegan dalam mengapresiasikan ketidaksetujuannya akan hubungan
anaknya dengan Cello. Atau Will meskipun hubungan ditentang oleh orangtuanya
akan berusaha keras melawan sang ibu, gambaran itu tidak bakalan kalian temukan
di novel ini.
Satu-satunya
tokoh antagonis dalam kisah ini hanya Velisya, dia otak dibalik hancurnya
perasaan Cello dan Willy. Sadis banget buat ukuran seorang anak SMA melihat apa
yang bisa dilakukan oleh Velisya.
Novel ini
bagus, aku sempat menangis waktu membaca surat dari Adam. Dari awal alur keliatan
santai adem ayem tapi mendekati part terakhir kita dibuat tegang dengan jalan
ceritanya. Apalagi ada kejutan-kejutan kecil yang di siapkan oleh penulis,
penasaran kan kejutannya apa? Cek di buku untuk tahu kejutannya seperti apa.
Yang agak
membuat galau itu bagian prolog, setelah aku membaca prolog itu ekspektasi ku
cerita bakalan tentang masa dimana setelah cerita prolog itu,ternyata prolog
menjawab semua ceritanya. Alias dari prolog kita tahu endingnya seperti apa.
Dari novel
ini kita belajar untuk sedikit tahu tentang bahasa korea. Selain ada beberapa
percakapan dengan bahasa korea ada juga percakapan dengan bahasa Inggris. Untuk
percakapan bahasa korea ada terjemahannya sementara yang bahasa inggris tidak
ada (tapi saya menyiapkan kamus di sebelah saya). Lumayan bisa buat modal untuk
buat status di medsos dengan bahasa korea (wk wk wk wk wk)
Dari ketiga
tokoh di novel ini, kita tahu bahwa jika kita ikhlas menerima segala sesuatunya
maka kebahagian itu akan berjalan mendekati kita dengan sendirinya. Dan dari
cerita dalam novel ini kita harus percaya bahwa jika memang berjodoh maka tuhan
sendiri yang akan membuat jalan agar pertemuan itu berakhir dengan indah.
Untuk
penulisnya sukses selalu buat mbak Angga. Semoga menjadi penulis dari kota
kecil yang bernama Pacitan tapi karya-karyanya disukai seluruh Indonesia.
Aamiin. Ditunggu karya karya selanjutnya.
***
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian