Penulis : Miko
Santoso
Penerbit: Diva
Press
Tahun terbit
: 2014
Tebal : 280
hlm
Genre : Fiksi
ISBN : 978-602-29-6007-0
***
BLURB
Tiga wanita dengan latar belakang berbeda disatukan di
bawah atap yang sama : Kopiss, sebuah kafe yang kembang kempis karena modal
yang minimalis. Di balik meja bar Kopiss, tiga hati mereka meneteskan pahit
manis kisah yang berbeda.
Qiana yang susah move on setelah pria yang dicintainya
menikah dengan wanita lain, Gili yang menjalin pasang surut hubungan dengan
seorang duda dan Onne yang bimbang menemukan jati dirinya.
Di tengah jatuh bangunnya Kopiss, pekat kopi seolah
menjadi penerang dalam hidup mereka. Aliran si black devil mengantarkan para
antek kafein itu meraih impian setelah mencecap pahit manis hidup seperti pahit
manisnya kopi.
***
Qiana Sitta
memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Aya, sedangkan sang ibu sudah
meninggal sejak dia berusia 7 tahun karena mengidap penyakit kanker tulang
belakang. Dari segi fisik ataupun kecerdasan kakak perempuannya lebih baik
daripada dirinya, tetapi baik ayah atau kakaknya sendiri tidak mempermasalahkan
hal itu. Dari kecil suka kopi karena efek kedekatannya dengan sang ayah yang
juga pecinta kopi.
“Mbak Aya itu anaknya Ibu, kalau Qiana
anaknya Ayah.”
“Ya Jelaslah, aku putih kayak ibu dan kamu
hitam kayak Ayah.”
“Mbak Ayah anak susu, Qiana anak kopi.”
Waktu Qiana
masih SMU dia dikagetkan akan kedatangan Zydna Ilman, teman masa kecilnya yang
rumahnya tepat berada di depan rumah Qiana, ia datang bersama dengan Paman dan
Ibunya tujuannya untuk melamar Qiana. Ayah Qiana terkejut pasalnya Zydna selain
hanya bersekolah sampai kelas 1 SMA saja, bukan karena dia bodoh tapi
menurutnya sekolah hanyalah pekerjaan yang sia-sia. Zydna menentukan jalannya
sendiri dengan belajar mandiri tentang dunia desain web yang menjadi hobinya.
Dan berhasil mendirikan website sendiri yang menampilkan beragam jenis jurnal
keislaman. Tetapi lamaran itu ditolak oleh ayah Qiana dan menyuruh Zyda untuk
datang lagi minimal setelah Qiana lulus sekolah. Patah hati pertama yang
dirasakan Qiana setelah penolakan dari sang ayah meskipun antara dia dengan
Zydna tidak ada ikatan apapun.
Pria kedua
yang hadir dalam kehidupan Qiana adalah Deni, seorang mahasiswa yang merangkap
menjadi guru les bagi Qiana. Gayung bersambut sepertinya guru dan murid ini
sama-sama terlibat satu perasaan yang tidak biasa, tapi sayang kebersamaan itu
tidak bisa berlanjut karena Deni harus meregang nyawa karena mengalami
kecelakan.
“Cinta kedua ini memang datang dengan
lembut, namun pergi dengan sangat menghentak.” (Halaman;43)
Kesedihan
akan meninggalnya Deni belum hilang sepenuhnya dari dalam diri Qiana kini dia
harus merelakan kepergian sang poros kehidupan bagi Qiana yaitu sang Ayah.
Pertemuannya
dengan Gili Virani yang merupakan saudara jauh Qiana dari pihak ibu akan
berkuliah di Jakarta yang kebetulan kampusnya dekat dengan ruma Qiana. Setelah
meninggalnya sang Ayah dan Kakak perempuanya sudah menikah serta tinggal bersama suaminya, otomatis
kedatangan Gili bagai angin segar bagi Qiana selain sebagai teman juga sebagai
pemasok rezeki bagi Qiana, karena selepas lulus SMA Qiana tidak melanjutkan
kuliah ataupun bekerja, dia hidup dari warisan dari ayahnya.
“Mungkin sedikit melambung, berbelok atau
banyak menikung.
Yang jelas, ia hafal arah dan paham tujuan.
Dan, itulah yang terpenting untuk menjemput
kesuksesannya.”
(Halaman;88)
Onne
Narindra adalah teman kuliah Gili, atas saran dialah akhirnya Onne datang ke
rumah Qianna untuk menjadi penyewa kamar di rumah Qianna. Rezeki tak terduga
bagi Qianna karena setelah Gili di DO dari kampusnya dia sudah tidak menarik
biaya sewa lagi dari saudara jauhnya itu.
“Emang salah, ya kalau aku jarang curhat?
Emang salah, ya, kalau aku tidak memulai
inisiatif?
Bukannya aku sudah menunjukkan gelagat?
Kamunya aja yang kurang tanggap.
Atau kamu sengaja tak acuh? Harusnya kamu
tahu, harusnya kamu mengerti.
Belajar sensitif dong.” ( Halaman ; 122 )
Qianna harus
meringis, kembali patah hati karena Zydna bakalan menikah dengan wanita yang
melamarnya dan parahnya lagi karena mereka bertetangga jadi Qianna harus rela
menjadi panitia pernikahaan dari seorang laki-laki yang dulu pernah melamarnya
dan mungkin masih ia cintai sampai sekarang. Ia berusaha keras untuk tidak
datang ke acara tersebut, kesempatanpun datang Qianna menemani Onne yang harus
balik ke Malang untuk beberapa hari karena Ayahnya meninggal dunia.
“Cinta memang misterius Qi, kedatangannya
tak bisa diprediksi.
Cinta juga bengal, sekali hidup dalam hati,
tidak mudah untuk dibasmi.
Kalau kata gue sih lo terima keadaan lo,
yang penting jangan menyalahkan diri karena masih memiliki rasa itu dan juga
menyiksa diri dengan mengurung diri di kamar.” (Halaman; 180)
Gili dan
bosnya tempat di mana dia bekerja terlibat cinta tapi masih ada kendala dalam
kisah kasih mereka. Bos Gili yang bernama Shilo seorang yang sudah menikah dan dalam
proses perceraian dan yang lebih bermasalah bahwa mereka berbeda agama. Jalan
cinta mereka tidak mulus, apalagi setelah Shilo sah bercerai dengan istrinya
semua aset cafe diserahkan kepada mantan istrinya itu, hal ini membuat Gili
menjaga jarak dengan Shilo, meskipun terkesan mantre tapi itu merupakan hal
yang wajar bagi Gili.
Sedangkan
Onne setelah lulus dari perkuliahan dia diterima menjadi salah satu pegawai di
gubernuran. Kemampuan berlebih yang dimiliki Onne malah menjadikan dirinya
salah satu pegawai yang dimanfaatkan untuk mempercantik angka-angka yang
bakalan menggerogoti APBD. Onne merasa tidak bisa berbuat banyak karena dia
memang membutuhkan pekerjaan itu.
Setelah dari
pemakaman Wahyu teman dari Gili yang meninggal dunia karena kecelakaan waktu
bekerja, kejadian naas yang menimpa Wahyu akhirnya membuka pikiran mereka,
dengan modal nekat berdirilah KOPISS sebuah cafe yang lokasinya berada di rumah
Qianna. Rumah disulap sedemikian rupa dan layak untuk sebuah cafe, mesin
pembuat kopi warisan dari sang ayah yang mereka juluki Miss Silvia menjadi
nafas buat Kopiss.
“Manusia yang terbelenggu oleh ketakutan dan
kekhawatiran tentang hidup justru sebenarnya telah mati, atau bahkan belum
terlahir. Dan setiap detik berjalan bagaikan sebuah kanker yang menggerogoti
badan usia mereka. Hampir sia-sia hanya yang berani mendengar panggilan hatinya
yang benar-benar dapat menunggangi waktu. Benar-benar jadi pengatur dunia,
bukan sebaliknya.”
(Halaman ; 193)
Kopiss juga
memperkenalkan Qianna dengan Syam Akbar, adik dari Zydna dan mereka berdua
mempunyai kesukaan yang sama yaitu tentang komputer dan software. Syam akhirnya
di rekut menjadi bagian dari tim KOPISS yang menangani bidang online, baik itu
bisnis online KOPISS atau website KOPISS itu sendiri. Ditengah
kembang-kempisnya KOPISS Qianna dikejutkan dengan kedatangan Hanum istri dari
Zydna, penawaran yang diberikan oleh Hanum membuat Qianna berada diambang
keraguan. Zydna yang benar-benar belum bisa lepas dari hati Qianna meskipun ia
sudah menikah. Qianna ragu haruskah ia menerima atau menolak tawaran Hanum?
“Kini aku percaya bahwa hati adalah titik
korespondensi.
Ia menuntun pada teka-teki tersulit dalam
hidup, tentang pertanyaan siapa dan di mana. Bukan mauku untuk mempertahankan
perasaan ini. Bukan salahku jika cinta terus ada. Karena memang nyatanya masih
ada sambutan dari sana.
Hati ini telah berkomunikasi dalam bahasa
tak bernama.
Dan di dalam rimba kemungkinan, mungkin
hanya inilah yang kubutuhkan”
(Halaman, 228)
Permasalahan
yang menimpa Kak Aya, sedikit bisa melupakan Qianna dari permasalahan hatinya
yang masih galau dan dari Kak Aya itu Qianna tahu bahwa menikah bagi seorang
wanita adalah menyerahan hidup pada sesuatu yang mendasari pilihanmu itu.
Gili yang
sejenak menjauh dari Shilo kekasih hatinya gini sudah bisa tersenyum lebar
kembali dan ia merasa sangat bahagia.
“Dengan menerima kekurangan diri sendiri,
gue lebih bisa menerima orang lain.
Gue jadi bisa mencintai Shilo tanpa
ekspektasi. Cinta yang hanya cinta.
Kini, aku bisa melihat segalanya lebih
jelas. Lebih obyektif tanpa ditebengi kepentingan apapun, termasuk masalah uang
dan harta. Aku mencintai Shilo, sangat merindukannya. Aku tidak peduli dia
miskin atau kaya.”
(Halaman, 234)
Dari ketiga
cewek KOPISS itu, satu-satunya yang tidak terlibat masalah hati atau masalah
percintaan hanyalah si Onne, dia masih bingun tentang apa yang ia cari dan
siapa dia sebenarnya. KOPISS masih belum bisa berdiri tegak, apalagi setelah
utang di bank mereka bertambah, tapi angin segar datang kembali Shilo datang
bersama dengan Sher yang dulu pernah menyukai Shilo, Sher ingin bergabung
menjadi bagian dari KOPISS dan para awak KOPISS lainnya menyambut dengan tangan
terbuka.
“Lo ingat nggak pelajaran kopi waktu itu, the
rule of third. Teori itu ngajarin gue bahwa untuk mengambil apa yang gue
perluin dan membuang apa yang tidak perlu.
Gue mau berfikir sederhana saja, sekarang
Shilo cinta gue, begitu sebaliknya.
Ngapain gue membebani diri dengan ancaman Sher.
Dia baik dan rekan bisnis yang andal, gue lebih butuh kemampuan itu daripada
gosip tidak penting tentangnya.”
(Halaman ; 256)
Semua
terjawab, bagaimana perasaan Zydna selama ini kepada Qianna, tentang tawaran
Hanum kepada Qianna. Pertanyaan-pertanyaan yang selama ini bersarang dalam
benak Qianna terjawab sudah. Zydna sudah menjawab semua yang pertanyaan itu.
Cinta Zydna untuk Qianna masih ada tapi kesempatan untuk bersama sudah tidak
adalagi. Tidak mungkin bagi Qianna untuk menyakiti hati Hanum.
“Qi, lo hanya akan membuat gue merasakan
derita berlipat ganda.
Seumur hidup gue akan menjalani hari-hari
dengan melihat begitu banyak pengorbanan. Gue, Lo juga Hanum.”
(Halaman : 268)
Shilo
akhirnya memutuskan mengikuti keyakinan Gili, dan Onne menemukan apa yang ia
cari selama ini, lidah Onne yang sensitif akan rasa pahit malah mengantarkan ia
menemukan dunianya mencicipi setiap rasa kopi dan menceritakan setiap detail
karakernya. Qianna pada akhirnya dia bisa membuka hatinya dan menemukan sosok
yang ia cari? Siapakah sosok itu??
“Mimpi mereka berbelok, tapi bukan berarti
gagal. Kegagalan itu sendiri nyatanya hanyalah sebuah permainan persepsi. Bagi
kebanyakan orang mimpi tidak memiliki bias. Mimpi adalah kesaklekan. Dan
semakin jauh sebuah kondisi dari pertanda itu, semakin gagal manusia dicap,
padahal bukan sudah menjadi jaminan Tuhan bahwa Dia akan mengabulkan permintaan
hamba-Nya yang sungguh-sungguh?inilah yang menarik, bagaimanakan menerjemahkan
standar Tuhan akan sebuah jawaban doa?.
Aku yakin meski ribuan otak manusia
diparalelkan belum tentu mampu mendeterminasi satu standar itu. Namun, tak
perlu memaksa otak jika ada hal lain yang lebih memuaskan daripada
memuncul-wujudkan jawaban itu sendiri. Ialah bersyukur, lalu semua hal akan
memberatkan akan berlalu karena kita jadi lebh berbahagia”
(Halaman 276-277)
******
Namanya hati. Sesuatu yang jadi juru kunci.
Kalau ia baik, maka baik pula seluruh tubuh yang lain. Hati tidak terikat
dimensi, ia sanggup melar sampai besaran yang tak terhingga. Tapi, bukan
berarti juga bisa sembarang diisi.
(Halaman;14)
Membaca
novel kita seperti disuguhkan tentang dunia perkopian. Istilah-istilah kopi
banyak sekali dalam cerita ini. Membaca cerita ini menyadarkan aku bahwa
menyuguhkan kopi yang enak memang memerlukan proses yang panjang. Membaca
bagian bagian dari cerita ini membuat aku kangen Malang. Meskipun hanya
sebentar menggunakan settingan di Malang tapi sukses membuat aku menjadi baper
lagi.
Kopi
ditumbuk dan dicampur dengan jagung dijadikan satu memang bukan kopi murni tapi
ada beberapa orang yang memang menyukai kopi jenis ini. Di Pacitan memang ada
yang seperti itu bukan karena masalah faktor ekonomi karena memang ada beberapa
orang yang tubuhnya tidak kuat jika minum kopi asli tanpa campuran, biasanya
reaksinya itu kepala pusing atau perut kembung bahkan ada yang jantungnya
berdetak lebih cepat dari biasanya.
Ada beberapa
kalimat di novel ini yang aku tidak tahu artinya dan juga ada beberapa istilah
yang baru aku ketahui. Aku coba mencari di google dan ketemulah apa yang aku
cari.
Bay Window
Celana
pangsi.
“Blunder
lagi ke arahku????
-->>> di Indonesia ada banyak kata lain yang bisa digunakan untuk menjelaskan
sesuatu yang bermakna sama dengan blunder, misal: kesalahan,
kecerobohan, kebodohan, salah langkah, dll.
Terlepas
dari ejaan atau penulisan yang salah novel ini mengjarkan kita untuk berfikir
sederhana dan selalu berfikir positif atas apa yang kita alami bahwa ALLAH
memberikan masalah selalu beserta jalan keluarnya.
Novel ini
hanya menyuguhkan sedikit kisah percintaan, kebanyakan memang tentang perkopian
dan jatuh bangunnya mereka dalam mengelola KOPISS. Tapi meskipun hanya sedikit
bumbu percintannya bukan berarti kisah ini tidak bikin cenut-cenut. Ada sisi
positif yang bisa diambil dari kisah Gili yang berpacaran dengan orang yang
beda agama dan akhirnya menikah, kisah Qianna yang bisa melepas dan
mengikhlaskan orang yang dicintai dan akhirnya malah menemukan cinta
sesungguhnya.
Apalagi
filosofi hati yang disamakan dengan kulkas.
Disini
kalian akan menemukan pertanyaan sejuta umat “ Bagaimana cara memasukkan gajah
dalam kulkas”
Dan filosofi
kulkas dan hati tersebut sukses membawa Qianna menemukan orang yang ia cari.
Bagi kalian
yang sulit move on coba filosofi kulkas dan hati tersebut. Silahkan mencoba dan
membaca novel ini.
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian