Penulis : Ilana
Tan
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Tahun terbit
: 2013
Tebal : 160
hlm
Genre : Fiksi
ISBN : 978-979-22-9142-1
***
Tidak ada
Blurb dan tidak ada part karena novel ini merupakan kumpulan kutipan kutipan
dari empat novel karya Ilana Tan. Bakalan aku tulis beberapa kutipan yang ada
di novel ini yang aku suka. Setiap satu halaman berisi satu kutipan dan ada
pembatas antara satu cerita dengan cerita satunya.
SUMMER IN SEOUL
Dulu kalau aku tak begitu, kini
bagaimana aku?
Dulu kalau aku tak di situ, kini di mana
aku?
Kini kalau aku begini, kelak bagaimana
aku?
Kini kalau aku di sini, kelak di mana
aku?
Tak tahu kelak ataupun dulu
Cuma tahu kini aku begini
Cuma tahu kini aku di sini
Dan kini aku melihatmu.
Konon ketika seseorang dalam keadaan
hidup dan mati. Ia akan bisa melihat potongan-potongan kejadian dalam hidupnya.
Seperti menonton film yang tidak jelas alur ceritanya.
Kadang-kadang orang jenius memang sulit
dibuat senang.
Lagi-lagi senyum itu, senyum yang bisa
menghangatkan hati yang beku sekalipun.
Saat itu juga ia mengutuk hari ponsel
diciptakan.
“Selama beberapa waktu, aku sering
memikirkanmu dan segala hal yang berhubungan denganmu. Tapi kemudian segalanya
berunah perlahan-lahan, entah sejak kapan dan entah bagaimana, ada sesuatu yang
lain yang menggantikan dirimu dalam pikiranku.”
–
Sandy kepada Lee Jeong Su –
“Aku bisa melupakan semuanya tapi aku
tidak akan kembali pada orang yang sudah meninggalkanku.” – Sandy kepada Lee
Jeong Su –
“Kalau suatu saat nanti kau rindu
padaku, kau mau memberitahuku? Supaya aku bisa langsung berlari menemuimu.” –
Jung Tae Woo kepada Sandy
“Sudah lama aku tidak melihatmu, tidak mendengar
suaramu, rasanya aneh sekali. Sepertinya semuan yang ku lakukan tidak ada yang
benar. Lalu aku berpikir, mungkin kalau aku meneleponmu dan mendengar suaramu,
aku akan merasa lebih baik. Sekarang setelah mendengar suaramu, aku memang
merasa lebih baik, tapi timbul masalah lain. Aku jadi semakin ingin melihatmu.”
– Jung Tae Woo kepada Sandy
“Kenapa aku bisa lupa wajahmu?ingatanku
memang buruk, aku tahu. Menurutmu aku harus bagaimana? Menurutku, aku harus
melihatmu setiap hari supaya tidak lupa. Itu artinya kau harus selalu di
sisiku, bersamaku. Bagaimana?”
– Jung Tae Woo kepada Sandy –
“Dalam bisbol ada sembilan pemain.
Kurang satu saja tidak bisa. Sembilan artinya lengkap. Kenapa aku menyimpan
nomon Sandy di nomor sembilan? Itu karena kalau dia ada, aku baru merasa benar,
merasa lengkap. Dia nomor sembilanku.”
–
Jung Tae Woo kepada Park Hyun Shik –
AUTUMN IN PARIS
Seandainya masih ada harapan sekecil apapun untuk mengubah kenyataan.
Ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu.
Ia hanya perlu membiarkan dirinya jatuh. Setelah itu seluruh tubuhnya akan
membeku. Rasa sakit ini juga akan membeku. Ia tidak akan merasakannya lagi.
Ia tidak boleh penasaran karena rasa penasaran itu akan terus
menggerogotinya seperti lubang di gigi yang bisa membuat seluruh badan ikut
sakit.
“Gadis itu...posisi duduknya...kaca jendela besar...sinar matahari menyinarinya...
Aku terpesona melihat kombinasi semua itu. Dengan sinar matahari dari luar,
sosok gadis itu menjadi agak kabur, gelap dan memberikan kesan misterius.“
– Tatsuya Fujisawa di acara “ Je Me
Souviens”
“Aku tahu kau tidak boleh dibiarkan penasaran.
Kalau tidak, orang-orang di sekitarmu bisa terluka.”
– Sebastian Giraudeau kepada Tara
Dupont –
“senjata utama untuk menghadapi orang-orang adalah senyum yang manis dan
sopan.”
“Banyak orang lebih suka melihat Kota Paris dari puncak Eiffel,
tapi menurutku pemandangan dari puncak Arc de Triomphe adalah yang
terbaik.”
– Tara Dupont kepada Tatsuya
Fujisawa –
“Dalam kamusnya. Matahari baru mulai terbit jam 10.00 di hari Minggu.”
Ia tidak mau disuruh menebak isi pikiran wanita. Terlalu rumit dan ia tahu
ia takkan berhasil menebak dengan benar.
“Kalau tidak tahu kesalahanmu, tidak perlu minta maaf.”
– Tara Dupont kepada Sebastian Gunawan
–
Ia tidak berharap gadis itu bisa muncul tepat waktu. Karena itu sama
artinya dengan berharap salju turun di bulan Juli.
“Karena itulah sekarang aku memelukmu. Aku bisa mengisi ulang tenagaku.”
– Tatsuya Fujisawa kepada Tara Dupont –
“Menyenangkan sekali memelukmu seperti ini, sampai-sampai aku takut aku
tidak akan sanggup melepaskan diri lagi.”
– Tatsuya Fujisawa kepada Tara
Dupont –
Pikirannya kosong. Karena hati kecilnya menolak berpikir. Ia tidak
merasakan apa pun. Karena sarafnya menolak merasakan.
Ketika tangan gadis itu berada dalam genggamannya. Tatsuya merasa dirinya
utuh kembali.
Dan yang paling terasa sakit adalah hatinya. Ia menekan telapak tangannya
di dada. Seakan berusaha menutupi luka yang menganga di sana.
Setitik harapan kecilnya musnah sudah. Kenyataan menghantam kepalanya.
Merobek-robek jantungnya dan menguras darah dari tubuhnya.
Saat ia meninggalkan Paris. Hatinya tidak akan sakit lagi. Ia yakin itu.
Karena pada saat itu hatinya juga akan mati. Tidak akan merasakan apa-apa lagi.
“Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak
boleh dicintai? Aku tahu.”
– Tatsuya Fujisawa di acara “ Je Me
Souviens...”
“Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu
setinggi langit, kali lainnya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi.
Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup
ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga satu-satunya yang tidak boleh
kudapatkan.”
– Tatsuya Fujisawa di acara “Je Me Souviens”-
“Pasti butuh waktu lama sebelum aku bisa menatapnya tanpa merasakan apa
yang kurasakan setiap kali aku melihatnya. Mungkin suatu hari nanti aku tidak
tahu kapa rasa sakit ini akan hilang, dan saat itu kamu baru akan bertemu
kembali.”
– Tatsuya Fujisawa di acara “Je Me Souviens”-
“Sekarang...saat ini saja...untuk beberapa detik saja...aku ingin bersikap
egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan
asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, ataupun harapan, aku
ingin mengaku aku mencintainya.”
– Tatsuya Fujisawa di acara “Je Me Souviens”-
Ia sunggug tidak tahu apa lagi yang bisa dilakukannya terhadap lubang besar
yang menganga di dalam dadanya. Tempat hatinya dulu berada.
Aku dan segala yang kuinginkan dalam hidup.
– Tatsuya Fujisawa –
“Jangan marah padaku kalau aku menangis... Hari ini saja... Kau boleh lihat
sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa
dan mengoceh seperti biasa.... Aku janji....”
– Tara Dupont kepada Tatsuya
Fujisawa –
“Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu.”
– Tatsuya Fujisawa kepada Sebastian Girandean -
WINTER IN TOKYO
Aneh sekali.
Otaknya tidak mengenal orang itu.
Tetapi kenapa
sepertinya hatinya berkata sebaliknya? Kenapa hatinya seakan berkata padanya
bahwa ia merindukan orang itu.
“Orang yang
membutuhkan perubahan suasana biasanya ingin melupakan sesuatu.”
– Ishida Keiko kepada Nishimura Kazuto –
“Kenapa harus
takut gelap
kalau ada banyak
hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?”
– Nishimura Kazuto kepada Ishida Keiko –
Lebih baik
berdebat tidak jelas tentang berat badan daripada mendengarkan gadis itu
bercerita tentang cinta pertama yang baru dijumpainya setelah bertahun-tahun.
“Aku tidak tahu
aku harus memberitahumu ke mana aku pergi,
sejak kapan kita
pacaran?”
– Nishimura
Kazuto kepada Ishida Keiko –
“Kau bisa
melupakannya dan mulai benar-benar... benar-benar melihatku?”
– Nishimura Kazuto kepada Ishida Keiko –
Senyum gadis itu
memiliki pengaruh terhadap dirinya.
Membuat
perasaanya membaik. Membuatnya merasa gembira.
Membuatnya merasa
seolah-olah ia bisa menghadapi dunia.
Seharusnya ia
tahu. Seharusnya ia sadar. Mimpi tidak akan bertahan lama.
Ia boleh saja hidup
dalam mimpi. Tetapi cepat atau lambat kenyataan akan mendesak masuk. Dan ketika
kenyataan mendesak masuk dan berhadapan denganmu.
Kau hanya bisa
menerima.
“Ingatanku bisa
saja bermasalah, tetapi aku tahu apa yang kurasakan.”
– Nishimura
Kazuto kepada Iwamoto Yurio –
“Dia tidak
melakukan apa-apa. Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa.
Yang penting
adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya bisa melihatnya.”
– Nishimura Kazuto-
“Sejak sebelum
aku hilang ingatan aku sudah menyukaimu.
Ketika aku tidak
mengingat apa-apa, aku kembali jatuh cinta kepadamu.”
– Nishimura
Kazuto kepada Ishida Keiko-
SPRING IN LONDON
Kesibukan adalah pelindungnya. Kesibukan
bisa mengalihkan perhatiannya.
Kesibukan bisa membuatnya tidak
memikirkan hal-hal yang tidak ingin dipikirkannya.
Apakah kau benar-benar bisa berteman
dengan orang yang ingin membangkitkan mimpi-mimpi terburukmu?
Kalau saja ada cara memutar kembali
waktu. Danny akan melakukannya tanpa ragu. Apa pun risikonya. Apa pun yang
harus dikorbankannya.
Walaupun apabila itu berarti ia harus
menyerahkan jiwanya sendiri.
Danny pasti akan melakukannya demi
Naomi.
“Masa lalu tidak akan berubah.”
– Naomi Ishida kepada Danny Jo-
“Tidak ada yang salah dengan dirimu. Kau
hanya mencintainya.”
– Keiko Ishida kepada Naomi Ishida –
“Karena aku merindukanmu. Karena aku
membutuhkanmu.
Karena kurasa kau sudah cukup lama berfikir
dan sekarang saatnya kau kembali padaku. Karena aku ingin kau tahu bahwa
perasaan ku sekarang masih sama seperti dulu. Dan karena aku ingin tahu apakah
kau sudah percaya padaku,
walaupun hanya sedikit.”
– Danny Jo kepada Naomi Ishida –
“Dan di atas segalanya,
aku ingin kau percaya padaku ketika
kukatakan bahwa aku mencintaimu.”
–
Danny Jo kepada Naomi Ishida –
*****
Sesuai
dengan judulnya “ Seasons To Remember” ini semacam menjadi pengingat untuk
keempat karya Ilana Tan. Ini karya Ilana Tan yang pertama kali aku baca dan
sepertinya setelah ini aku harus membaca karya Ilana Tan lainnya. Penasaran
dengan cerita-ceritanya. Dari sepenggal kutipan-kutipan di atas sekilas
terbayangkan bagaimana alur dari masing-masing cerita. Dan akhirnya aku
berkesimpulan aku harus membaca keempat karya Ilana Tan itu.
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian