{Book
Review) Coupl(ov)e-Rhein Fathia
Judul Buku : Coupl(ov)e
Penulis : Rhein Fathia
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2013
Cetakan : Kedua, Juni 2013
Tebal : 388 Halaman
ISBN : 978-602-7888-12-8
***
BLURB
Kau
tahu, kenapa orgvbgbhnang menikah selalu mendapat ucapan “Selamat Menempuh
Hidup Baru”?
Karena
mereka harus meninggalkan orang-orang yang pernah mereka cintai di masa lalu.
Perjanjian
konyol itu merusak semua cita dan anganku. Sungguh, tak pernah aku bermimpi
akan bersanding denganmu di pelaminan. Ditambah lagi menghabiskan hidup hingga
tua bersamamu.
Bagiku, kau
tidak lebih dari sekedar sahabat yang sangat baik, yang setia menjadi pendengar
kisah suka dukaku, yang punya bahu kuat untuk kusandarkan kepalaku dengan mata
sembab karena tangis, dan selalu menjadi penyemangat untukku jalani hidup.
Haruskah aku
seorang Halya menyerah pada fakta? Seperti katamu, sahabatku Raka...komitmen itu seharusnya dipertahankan, bukan
dilepaskan. Tapi
yakinkah juga dirimu, kita akan sanggup bertahan?
*****
Ini kisah tentang sebuah persahabatan antara Halya dan
Raka, mereka bersahabat sejak zaman SMA, sangat dekat karena keduanya merasa
nyaman dengan satu sama lain. Mereka pun sering merangkai mimpi bersama, bahwa
hubungan ini harus terus berjalan sampai kelak begitu kesepakatan Halya dan
Raka. Persahabatan mereka tidak putus
ditengah jalan meskipun kenyataannya baik Halya ataupun Raka sempat jarak jauh
waktu kuliah, tapi komunikasi mereka masih terjalin baik, masih suka curhat,
kadang masih suka bertemu, entah itu Halya yang mendatangi Raka atau
sebaliknya. Dua orang yang mempunyai sifat yang saling berlawanan tampak saling
melengkapi satu sama lain.
Dalam perjalanannya Raka jatuh cinta kepada seorang
gadis teman kampusnya yang bernama Rina, sementara Halya menjalin kasih dengan
seorang pemuda yang romantis bernama Gilang.
Cerita cinta yang belum terjalin antara Raka dan Rina
harus pupus di tengah jalan, dua orang yang saling mencintai harus merelakan
berpisah, Rina dijodohkan dengan pria lain.
Di satu sisi, Halya harus merelakan kepergian Gilang
setelah acara lamaran yang sungguh romantis.
Dua sahabat yang masih sendiri, dengan usia yang terus
berjalan, berdasarkan kecocokan selama menjadi sahabat Raka nekad melamar Halya.
Halya dan Raka pun akhirnya menikah?
Bagaimana kisah perjalanan Raka dan Halya setelah
berumahtangga?
Bisakan Halya melupakan Gilang, meskipun ia sudah
menikah dengan Raka?
Rina datang kembali, memilih Halya atau kembali kepada
romansa masa lalu kah seorang Raka? Siapa yang akan ia pilih?
Memilih bertahan ataukah melepaskan, akankah cinta
datang diantara mereka?
Baca kelanjutan kisah Halya dan Raka yang bikin
deg-degan, pengen ketawa sendiri sampai meneteskan air mata dalam novel
romantic karya Rhein Fathia “Coupl(ov)e”
*****
Lagi-lagi terpesona dengan hasil racikan tangan dingin
dari Kak Rhein, kisah yang biasa menjadi luar biasa. Jujur ini novel ini aku
baca ulang, meskipun aku baca ulang tapi tidak membosankan dan masih terbawa
suasana, masih berpengaruh intinya. Ciri khas karya seorang Rhein Fathia yang
mempunyai hobi melihat bintang tampak sekali disini, kalau kalian sudah membaca
karya Rhein Fathia yang lain akan tahu ciri khasnya itu apa.
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan
settingan waktu dan tempat yang berbeda. Aku sampai menulis di buku oret-oretan
tentang settingan waktu yang digunakan oleh penulis. Masa awal SMA, waktu
kuliah, kerja dan menikah, settingan waktu tersebut dipisahkan oleh part yang
berbeda tapi tetap ada keterangan yang tertulis. Untuk settingan tempat ada di
beberapa tempat yaitu Jogjakarta, Bandung, Jakarta dan kepulauan seribu.
Tidak hanya ada Halya, Raka, Rina, Gilang tapi juga
ada teman teman mereka Puput teman baik Halya, Gama teman gila dari Raka dan
Husna cewek yang selalu nolak Gama meskipun sudah ditembak beberapa kali, dia
teman dari Rina. Dari beberapa tokoh tersebut aku suka dengan sang tokoh utama
yaitu Halya. Kenapa aku suka? Halya menggambarkan sosok yang mandiri,
melankolis, punya pendirian dan cara pandang yang mainstream dan seorang wanita yang kuat dengan caranya sendiri. Kasihan juga sama Rina, menikah karena
dijodohkan berakhir dengan perceraian, saat ia ingin kembali kepada Raka, pandangan
ke Rina bukan iba lagi dia tidak lebih dari seorang pengganggu saja.
Kelebihan buku ini adalah, bisa dikatakan buku ini
mematahkan mitos tentang “persahabatan
antara perempuan dan laki-laki tidak ada yang murni, karena salah satunya pasti
ada yang cinta.” Dalam cerita ini memang tidak digambarkan baik Raka
ataupun Halya yang diam-diam mencintai, Raka tidak pernah cemburu saat Halya
menceritakan kisah dengan pacar-pacarnya, ataupun sebaliknya saat Halya
mengetahui bahwa Raka jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Rina. Dalam buku
ini kita tahu tentang pembuktian cinta selain cemburu dan rindu. Sejak awal aku
membaca kisah ini, aku berfikir bahwa ini adalah bagian dari sebuah kisah
nyata. Setelah membaca kisah ini, aku jadi ingin punya block note seperti punyanya Halya hadiah dari Gilang. He he he he
Kekurangan buku ini adalah bagian ending atara Puput dan Gama, kalau tidak salah sequel nya mereka sudah ada ya Kak Rhein, kapan dilanjutkan
ceritanya? Sumpah kangen sama Kak Rhein, kapan novel barunya liris lagi?
Bagian yang aku sukai dalam kisah cerita Halya dan
Raka adalah waktu Halya dan Raka merayakan ulangtahun mereka, dimana Halya
memberi kado berupa mushaf dan Raka
memberi kado boneka singa. Dan terjadilah hal lucu waktu pemberian nama bonekanya?
Penasaran siapa nama boneka dari Raka?
Kenapa aku suka dengan bagian itu? Karena persahabatan
mereka tampak begitu tulus, mereka sama-sama saling merasa nyaman dan saling
percaya. Apalagi setelah itu mereka merangkai mimpi bersama.
Qoute Favorit dalam novel ini yaitu :
“Bagiku,
agama adalah proses kehidupan itu sendiri, Ka.
Karena itu
Islam mengajarkan dua bentuk ibadah, kan?
Untuk ALLAH
dan untuk sesama manusia.
Pada
keduanya tidak pernah diajarkan untuk saling menyakiti.”
(Halya,
Halaman 230)
“Nggak semua
pernikahan yang didasari cinta bisa awet sampai maut memisahkan. Dan, nggak
semua pernikahan yang dasarnya bukan cinta, langsung bercerai begitu saja di
tengah perjalanan.
Love and
relationship are work, Al. Ada
usaha di sana melalui beragam cara. Yang terpenting bagaimana kita memahami
komitmen itu sendiri.
Ada
persamaan visi, misi, prinsip dan bagaimana kita memandang perjalanan hidup.
Semua itu menjadi dasar sebuah komitmen.”
(Raka,
Halaman 244)
Pesan moral dari cerita ini adalah seperti apa yang
sudah dikatakan oleh Raka yaitu “komitmen
itu seharusnya dipertahankan bukan dilepaskan” sebagai self remainder. Jangan mudah menuntut cerai, akan banyak orang yang
terluka, berapa ribu undangan yang datang ke pesta pernikahan kalian dan semua
mendoakan akan pernikahan kalian langgeng bukan?
Dan akhirnya, cerita dalam buku ini aku
merekomendasikan buat kalian, terutama pencinta genre romance, kalian harus baca cerita ini. Tapi buat kalian yang
setengah hati akan genre ini, coba dulu baca cerita ini. Jauh banget dari kesan
yang mendramatisir keadaan, ataupun yang lebay.
4 bintang untuk novel ini dari 5 bintang yang aku
punya.
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian