Judul Buku :Betang Cinta yang Tumbuh dalam
Diam
Penulis : Shabrina Ws
Penerbit; Quanta (Imprint dari PT Elex Media
Komputindo)
Tahun terbit : 2014
Tebal : 175 Halaman
ISBN : 978-602-02-2389-6
Bookmail dari Mbak Shabrina Ws
***
Tak masalah
duduk di haluan atau buritan,
Asal kau,
tetap menggerakkan dayungmu!
Danum lahir dan besar di rumah Betang (rumah adat
Kalimantan). Dia jatuh cinta pada dayung sejak pertama kali memilikinya.
Bersama Dehen sahabatnya, mereka menyusuri sungai-sungai, beradu kecepatan.
Atlet nasional! Keliling dunia! Dan mengibarkan merah
putih di negeri orang! Keinginan Dehen menular padanya.
Tapi, semua tak semudah yang dia bayangkan. Ketika
Dehen telah sampai di Pelatnas, Danum harus menerima kenyataan berkali-kali
gagal di tingkat daerah.
Hingga ketika kesempatan itu datang, waktu justru
mempertemukannya dengan berbagai pilihan.
Tetap tinggal demi orang yang dicintainya, atau pergi
demi cita-citanya?
Memelihara benci pada sosok yang telah
meninggalkannya, atau memaafkan dan mengambil ladang surga?
Menyimpan rapat perasaan yang telah mengendap di
hatinya atau melihat sahabatnya terluka?
Dia pernah berkali-kali gagal. Dia pernah berkali-kali
kehilangan. Pada akhirnya waktu memberinya pelajaran, bahwa hidup sempurna
bukan berarti semua berjalan sesuai keinginannya.
*****
Danum dilanda kebingungan panggilan seleksi dari
Pelatda. Ini adalah panggilan yang keempat. Danum bercita-cita menjadi pedayung
yang hebat yang membawa nama Indonesia dan bisa mengibarkan bendera Indonesia
di negeri orang. Dua kali gagal masuk pelatda membuat Danum tidak yakin akan
bisa meraih mimpinya dan selain itu karena Danum tidak bisa jauh dari rumah
betang yang berarti ia harus jauh dari kai
(kakek). Tapi atas paksaan dari Arba yang menurut Danum Arba berubah
menjadi cerewet karena sering menasehati Danum untuk mengambil kesempatan itu
dan juga kakek yang menyakinkan Danum bahwa ia akan baik-baik saja selama Danum
pergi, akhirnya Danum pergi juga untuk memenuhi panggilan Pelatda.
Cita-cita Danum yang ingin menjadi seorang atlet
dayung yang hebat tidak terlepas dari masa kecilnya di rumah betang. Dehen
teman masa kecil Danum yang juga orang pertama yang mengajak Danum naik ke jukung. Dan sejak itulah mereka sering
bermain bersama. Tapi sayangnya Dehen harus ikut pindah ke kota bersama keluarga
dan sejak itu mereka terpisah dan tidak pernah bertemu kembali. Tapi kenangan
Dehen masih terus menemani Danum.
Kepergian Danum ke Pelatda yang berarti berada di
daerah Palangkaraya membawa fakta baru, faktanya Dehen sekarang sudah bisa
mewakili Indonesia untuk bertanding di luar negeri. Sementara Danum masih belum
bergerak kemanapun.
Di pelatda kemampuan dayung Danum ditempa
habis-habisan, setiap hari hanya berlatih dan berlatih. Kerja keras Danum dan
pengorbanan dia tidak sia-sia Danum dinyatakan lolos dan masuk ke dalam bagian
dari tim dayung Pelatda. Danum hanya diberi waktu libur tiga untuk memulai
kembali latihannya dan ini merupakan kesempatan yang bagus buat Danum untuk
memberikan kabar gembira kepada Kai dan
Arba. Danum untuk sejenak pulang ke rumah betang.
Di pelatda ini akhirnya membawa Danum kembali bertemu
dengan Dehen, teman masa kecilnya dulu dan sekarang riak-riak rasa tumbuh di
hati Danum, tapi bagaimana dengan Dehen? Tapi pertemuannya dengan Dehen
menyisakan tanya pada diri Danum, siapakah wanita yang bernama Sallie yang
selalu berada di samping Dehen bahkan tidak segan mereka saling tertawa
bersama, ada perasaan tercabik saat melihat Dehen dan Sallie bersama.
Bagaimana kisah Danum, berhasilkan ia membawa pulang
medali emas dan mempersembahkannya kepada Kai
dan juga Arba? Apa yang akan terjadi jika selama ini Danum tidak pernah
tahu sosok Ayah dalam hidupnya, tiba-tiba ada seseorang yang mengaku sebagai
ayahnya datang dan meminta maaf atas segala apa yang telah ia lakukakan kepada
Danum, Arba dan seluruh keluarga di rumah betang? Bagaimana selanjutnya hubungan Danum dan Dehen? Dan apa hubungan
Dehen dengan Sellie?
Baca selengkapnya kisah yang penuh sarat makna kehidupan
ini dalam novel berjudul “Betang Cinta
yang Tumbuh dalam Diam” karya Shabrina Ws
*****
Dengan menggunakan sudat pandang orang pertama yaitu
Danum, para pembaca dibawa terlarut dan perjuangan, pengorbanan, kesedihan dan
kebagiaan seorang Danum. Setting tempat
yang berada di Kalimantan, untuk sejenak kita dibawa jalan-jalan ke sana dan
terpesona dengan keindahan yang ditawarkan. Untuk alur yang digunakan adalah
campuran, karena adakalanya kita dibawa dimana masa Danum dan Dehen baru
mengenal dayung, kemudian dibawa ke masa Arba baru datang ke rumah betang, dsb.
Diantara beberapa tokoh yang ada dalam kisah ini aku
suka karakter Arba, sangat penyayang, tanggungjawab dan tidak patah semangat
selalu bisa berfikir postif dalam setiap kejadian yang dia alami. Dia juga
tidak tunduk kepada keterbatasan, berada di rumah betang yang jauh dari
perkotaan tidak membuat Arba untuk tidak berfikir maju, ia menciptakan beberapa
inovasi untuk membantu penduduk dan tetap menjaga kelestarian budaya. Dan satu
lagi Arba itu pintar masak. Sosok suami idaman sekali kan Arba ini?
Kelebihan buku ini. Covernya aku suka, teduh dan
damai. Dari beberapa cerita yang pernah aku baca karya penulis, bahwa penulis
tidak hanya sekedar membuat tulisan tapi penuh makna dan penuh dengan
pengetahuan yang diangkat. Dari cerita ini kita tahu tentang alam Kalimantan
dari sudut lain yang bahkan jarang di angkat. Selain itu juga karakter setiap
tokoh yang kuat membawa pembawa terlarut dan seperti mengalami kejadian apa
yang sang tokoh rasakan. Ada juga penggunaan bahasa kalimantan dalam novel ini.
Dengan label ‘novel islami’ ini bukan cerita tentang remaja rohis atau lainnya,
cerita ini lebih mengena dan menyentuh sisi melo seorang pembaca, tersadar
dengan petuah-petuah yang Kai dan Ini berikan serta pemahaman Arba membuat
cerita ini menjadi lebih berkelas.
Dari cerita ini aku menjadi penasaran bagaiman wujud
rumah betang, dan setalah mencari di google, aku mendapatkan gambar rumah
betang seperti ini :
gambar di atas aku dapat kan dari situs ini
untuk detail tentang rumah betang bisa juga klik RUMAH BETANG
http://mahakam24.blogspot.co.id/2013/11/betang-rumah-adat-suku-dayak.html |
https://noverina.wordpress.com/2014/07/22/rumah-adat-kalimantan-tengah-rumah-betang/ |
untuk detail tentang rumah betang bisa juga klik RUMAH BETANG
Kekurangan dalam novel ini yaitu tidak ada kejelasan Arba masuk ke rumah betang di usia berapa selain itu masih berkaitan dengan masalah usia tetapi pada usia Danum dan juga Dehen waktu masuk ke Pelatda di usia berapa juga tidak dijelaskan secara rinci.
Adegan yang aku sukai dalam cerita ini adalah waktu Kai memberikan nasihat kepada Danum,
tidak ada kesan menggurui atau memberi perintah tapi lebih kepada mengarahkan.
“Kai, ingin
hidupmu bahagia.
Kai tak
ingin membuatmu sedih,
tapi Kai
juga wajib mengatakan padamu
mana yang
benar dan mana yang salah.” (Halaman 21)
Setiap adegan Kai
aku selalu menangis ada perasaan sedih dan aku merasa bahwa tokoh Kai sedang memberi nasihat kepada aku
juga dan seperti benar-benar nyata ada di hadapanku.
“Sebenarnya
Kai sedih sekali
tidak bisa
menyekolahkan ikau lebih tinggi lagi.
Jadi, Kai
sangat senang, kalau yang Kai ajarkan pada ikau
bisa jadi
bekal untuk ikau kelak. Tak hentinya Kai berdoa,
bahkan
sepanjang usiamu,
agar ALLAH memberikan jalan untuk masa depan
ikau.
Dan jalan
itu kini ada di hadapan ikau.”
(Halaman 73)
Dalam cerita ini banyak bertebaran quote-quote yang
bagus, dan diantara lain yang menjadi kesukaan aku adalah sebagai berikut ini :
“Tidak ada
kata terlambat selama kita masih bisa bergerak dan berusaha.”
(Arba,
halaman 3)
“Fokus pada
dirimu sendiri. Serius mencari kekuatan dan kelemahanmu.
Baru berfikir bagaimana mencari peluang dari
lawan.”
(Arba,
halaman 48)
“Jangan
memulai apa yang tidak bisa kamu selesaikan”
(Arba,
halaman 83)
“Memang
ada hal-hal yang tidak perlu menunggu kita sempurna untuk melakukannya.”
(Dehen,
halaman 98)
Pesan moral yang ingin disampaikan
dalam cerita ini adalah bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha dan
kerja keras yang didukung dengan rasa optimis dan disiplin. Dari kisah sahabat
menjadi cinta, Danum dan Dehen mengajarkan kepada semua bahwa jika memang sudah
siap melangkah datangi orangtuanya, jika belum fokuslah untuk mengejar
cita-cita dan masa depan yang lebih baik.
Rekomendasi cerita ini buat semua
orang dengan segala usia. Semua orang bisa membaca cerita ini.
Dan bintang 5 untuk cerita ini.
*****
Profil penulis yang tercantum dalam novel ini adalah
sebagai berikut :
Shabrina Ws, nama pena dari Eni Wulansari. Lahir di
Pacitan 1982. Menyukai pagi dan buku-buku tentang binatang. Cerpen-cerpennya
pernah dimuat di majalah Annida, Ummi,
Sabili, Safina, Jayabaya, Walsama, Lampung Pos, Anak Saleh, Buletin Depag
Pacitan, Annida Online dan Harian
Analisa Medan.
Buku yang sudah terbit : Always be in Your Heart (novel juara 3 Qanita Romance) PING! A Massage from Borneo (Novel juara
1 lomba 30 hari 30 buku Bentang Belia), Kerlip
Bintang-bintang (2004), Sketsa
Negeri Para Anjing (2006), Pelari
Cilik (2010), Petualangan Ciki
Kelinci (2010), Sakti dan Sapi Rebo
(2011), Pus Tower ( In Shaa ALLAH
dalam proses terbit) serta 30 antologi. Bisa dihubungi di twitter @shabrinaws,
atau fb Shabrina Ws dan www.shabrinaws.blogspot.com
2 Komentar
Saya baru baca novel ini, baru setengahnya. Suka reviewnya. :)
BalasHapusterimakasih sudah suka dengan review aku yang ala kadarnya ini...
HapusseLamat membaca kak, selamat berpetualang ria dengan dehen Arba dan Danum.....suka pasti suka sama kisah mereka....
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian