Judul Buku : Glaze
(Galeri patah hati Kara & Kalle)
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit; RORO RAYA SEJAHTERA (Imprint Twigora)
Tahun terbit/ Cetakan Pertama : Januari, 2017
Tebal : iv + 396 Halaman
ISBN : 978-602-60748-2-9
Bookmail dari Penerbit Twigora
***
BLURB
Seperti
glasir di permukaan keramik, aku merasakanmu sepanjang waktu.
Mataku
tak lelah menatapmu, diam-diam mengabadikan senyumanmu di benakku.
Telingaku
mengenali musik dalam tawamu, membuatku selalu rindu mendengar cerita-ceritamu.
Bahkan
ketika kita berjauhan, aku selalu bisa membayangkanmu duduk bersisian denganku.
Seperti
glasir di permukaan keramik, kepergianmu kini membungkusku dalam kelabu.
Ruang
di pelukanku terasa kosong tanpa dirimu.
Dadaku
selalu sesak karena tumpukan kesedihan mengenang cintamu.
Bahkan
ketika aku ingin melupakanmu, bayanganmu datang untuk mengingatkan betapa besar
kehilangan
Aku
menyesal telah membuatmu terluka, tapi apa dayaku?
Aku
yang dulu begitu bodoh dan naif, terlambat menyadari kalau kau adalah definisi
bahagiaku.
*****
Untuk kedua kalinya Kalle bertemu dengan seorang
wanita yang sangat berantakaan. Pertama Ia bertemu wanita itu di rumah sakit
dan yang kedua di pemakaman Eliot, wanita itu tampak lebih kelihatan sangat
berduka dibandingkan Kalle. Eliot adalah adik kandung Kalle, ia menderita
penyakit kelainan jantung sejak lahir. Kedua orangtua mereka meninggal karena
kecelakaan saat itu Kalle berumur dua belas tahun sedangkan Eliot masih berusia
sepuluh tahun. Karena penyakit yang diderita Eliot sejak lahir, menjadikan
segala perhatian kedua orangtuanya hanya berpusat kepada Eliot. Hal ini
mengakibatkan ada perasaan benci yang tumbuh dalam diri seorang Kalle akan
keberadaan adiknya. Hingga di hari kematian Eliot pun Kalle bingung dengan apa
yang ia rasakan di satu sisi ia merasa bahagia karena Eliot meninggal.
Eliot menitipkan pesan kepada Kalle yang berupa
kamera, di dalam rekaman itu Eliot berkata “Kalle,
tolong jaga dia untukku. Kalau bersamamu, dia pasti baik-baik saja. Anggep ini
permintaan terakhirku. Namanya Kara.”
Kara, nama wanita yang ditemui Kalle di rumah sakit
ataupun di pemakaman Eliot, ia tinggal di belakang rumah Eliot. Setelah untuk
pertama kalinya ia bisa bertatap muka langsung dengan Kara, Kalle kaget ia
tidak menyangka jika ada seorang wanita yang seberantakan ini, berbaju kumal
yang dipenuhi noda coklat, rambutnya berantakan dan berbau aneh perbaduan
antara logam dan batu-batuan.
Kalle berusaha untuk mengabaikan permintaan terakhir
Eliot, Kalle mengakui meskipun penampilan Kara seperti perempuan yang
berminggu-mingu terlantar di pinggir jalan tetapi Kara mempunyai wajah yang
menarik.
Kara. Tinggal seorang diri dan hanya berteman dengan
Kuas kucing hitam kesayangan Kara. Kara adalah kekasih dari Eliot. Alasan
kenapa Eliot mau untuk dioperasi meskipun kemungkinan berhasil itu sangat
kecil. Kara sangat kehilangan atas kepergian Eliot, selalu menangis setiap kali
mengenang keberadaan Eliot. Kara tidak mau melupakan sosok Eliot dalam hidupnya.
Pertemuannya dengan Kalle menjadi hal yang tidak terduga. Kara beranggapan
bahwa sosok yang Kalle terlalu misterius meskipun ia selalu berusaha tampak
tenang.
Kara yang masih terus mengenang Eliot, sementara Kalle
berusaha untuk mengabaikan pesan terakhir adiknya, tapi diantara mereka berdua
seperti ada tarikan medan magnet yang membuat mereka selalu terhubung mulai
dari Kuas kucing hitam Kara, kodok mobil kesayangan Kara bahkan Keramik. Mereka
seperti bersatu padu untuk menciptakan medan magnet tersebut.
Bagaimana kisah perjalanan mereka, akhir seperti apa
yang akan di alami oleh Kara dan Kalle. Bahagiakah? Atau malah sebaliknya?
Baca kisah mereka berdua dalam novel “GLAZE” karya Windry Ramadhina dan
nikmati kisah Kara dan Kalle.
Penulis menggunakan dua PoV yaitu Kara dan Kalle. Jadi kita langsung bisa tahu apa yang ada
dalam pikiran keduanya. Dengan konsep cerita bernarasi dimana narasi yang
menjelaskan sebuah keadaan lebih banyak daripada dialog. kita akan dibawa di
masa-masa Kara dan Eliot sedang bersama dan juga ketika masa kecil antara Kalle
dan Eliot.
Menggunakan setting
tempat di daerah Bogor dan Jakarta serta menggunakan setting waktu masa depan-masa
lalu-masa depan lagi. aku tertarik dengan pemilihan cover serta judul buku.
Aku sampai membuka kamus demi tahu apa arti kata “GLAZE”, kombinasi pecahan keramik dan gambar kucing hitam menjadi
satu kesatuan yang apik dan membuat rasa penasaran, apalagi rangkaian kata dalam
blurb.
Kara seorang seniman pembuat hiasan keramik. Disini
karakter Kara seperti pembenaran bahwa seniman itu pasti berantakan. Karena
Kara memang berantakan bahkan ia dipanggil Kumal oleh Rere sahabat Kara. Ia
sama sekali tidak bisa mengurus dirinya sendiri, lupa makan masih wajar, Kara
bisa lupa mandi. Bahkan ia bisa duduk berjam-jam saat dirinya sudah asyik
dengan keramiknya. Ia mudah gugup dan kalau kata lirik lagunya Dewa “tubuhmu ada disini tetapi tidak jiwamu” ya seperti itulah
Kara. Kara termasuk orang yang tidak suka berencana untuk masa depannya, yang
ia pikirkan apapun yang ia lakukan saat ini harus ia lakukan dengan baik,
karakter seperti ini ada baik dan buruknya juga menurut aku.
Kalle, tidak boleh salah dalam pengucapan nama Kalle.
Seorang pebisnis handal, yang mewaris kepandaian dari ayahnya. Ia cenderung
dingin dan tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain. Perlakuan yang ia
terima di saat ia kecil menjadikan sosok Kalle dingin dan tak tersentuh.
Di sini ada beberapa peran pembantu, meskipun peran
mereka tidak terlalu nampak karena memang inti cerita adalah Kara dan Kalle.
Peran pembantu itu antara lain Rere sahabat Kara, Jimmy sahabat Kalle, Om dan
tante Kalle, dan Inoue-san pemilik gerai seni asal Jepang.
Dari semua tokoh- tokoh yang ada dalam cerita ini aku
suka karakter Kara, terlepas ia seorang yang berantakan. Kara punya satu sisi
dimana ia nampak cantik dengan versinya sendiri. Bisa dikatakan bahwa Kara
mempunyai inner beauty, kemahirannya
membuat keramik, kesedihannya dalam mengingat Eliot, kegugupannya bahkan
kekacuan pada dirinya malah membuat kesan ia mempesona dengan caranya seorang
Kara. Apalagi cara pandang dia tentang kehidupan, tidak terlalu ngoyo yang ia lakukan hanya melakukan
yang terbaik untuk hari ini.
Ini karya pertama dari Kak Windry yang aku baca, dan
aku langsung suka dengan karyanya. Aku jadi penasaran dengan kesembilan karya
Kak Windry yang lain.
Kelebihan cerita ini adalah dengan latar belakan
seorang seniman keramik yang masih jarang digunakan membuat cerita ini
mempunyai nilai sendiri. Kita akan di bawa berkenalan dengan kata Loop, Chamois, Spons. Cerita ini memang
cerita narasi tapi sama sekali tidak membuat bosan bahkan membawa kita ke rasa
penasaran untuk bisa membaca sampai selesai. Setiap rangkaian kata dalam narasi
sukses membuat aku menangis waktu Kara menceritakan setiap detail kenangan
dirinya dengan Eliot. Sungguh cerita ini sangat mengharukan. Aku sarankan untuk
mempersiapkan tisu jika kalian akan membaca cerita ini.
Setiap kelebihan selalu di ikuti dengan kekurangan. Aku
menemukan satu typo
Dalam buku ini yaitu di halaman 273, yaitu “Alisya bergerak naik” seharusnya bukan alisya tapi alisnya. Tapi itu tidak
menjadi masalah. Tetapi ada satu hal yang membuat aneh contohnya dalam kalimat
di halaman 74 “Taman itu ramai derai
tawa, ha ha ha ha.” Menurut aku kata ha ha ha ha itu lebih baik
kalau dihilangkan.
Adegan yang paling aku suka dalam cerita ini yaitu,
jangan berfikir bahwa adegan yang aku suka adalah waktu Kara mengintip Kalle
berenang di rumah Eliot ya, bukan, bukan itu. Aku paling suka dengan adegan
Kalle yang membantu Kara dalam memperbaiki si kodok. Terlihat Kalle yang sebal
akan suara Kodok tapi tetap berniat membantu Kara, dan kegugupan Kara waktu
berinteraksi dengan Kalle. Itu lucu menurut aku. Dan waktu Kara dilamar anak
didiknya di sekolah alam. Benarkan kalau Kara mempunyai pesona dengan versinya
sendiri. Buktinya anak SD aja ada yang siap mau melamar Kara.
Barisan quote favorit yang terdapat dalam novel ini
adalah :
“Cara dia menyentuhku, aku tidak pernah merasakan cinta sekuat itu.Dan, sesaat tadi, dia membuatku percaya cintanya diperuntukkan bagiku.”(halaman 64)
“Ada hal-hal yang harus dilepaskan agar kita bisa melanjutkan hidup.Kenangan-kenangan yang harus dilupakan. Tempat-tempat yang harus ditinggalkan dan barang-barang yang harus disingkirkan.”(Halaman 92)
“Kenyataan jarak dan waktu tidak membantuku melupakan Kara.”(Halaman 274)
Pesan moral yang aku tangkap dari cerita ini adalah
bahwa kita tidak boleh terlalu larut dalam sebuah kesedihan. Melupakan
seseorang itu memang tidak mudah. Tapi kalau kita selalu bersedih itu juga
tidak baik. Hidup terus berjalan dan berputar. Kenang mereka yang meninggalkan
kita dengan cara yang manis bukan dengan hidup dalam bayang-bayang kesedihan
dan derai air mata.
Dengan penuh rasa cinta aku berikan nilai 4 dari total
5 nilai untuk novel Glaze ini. Glaze memang layak di baca untuk pecinta romance. Siapkan tisue dan siapakan hati
untuk larut dalam kesediahan seorang Kara.
*****
PHOTO
CHALLENGE
Semua host blog tour yang terlibat dalam rangkaian
blog tour GLAZE ini mendapat tantangan berupa photo Challenge. Dan challenge
kali ini adalah sebagai berikut “
Foto buku bersama dengan benda yang berawalan huruf K (misalnya kamera,
kacamata dsb), jangan lupa menulis caption
yang berisi alasan memilih benda tersebut.
Dan ini dia foto hasil jepretan aku. Taraaaaannggg
Aku memilih KERAMIK. Karena selain cerita ini memang
tidak jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seni keramik. Karena
proses pembuatan keramik yang bertahap demi tahap dan memerlukan waktu yang
tidak sebentar. Hal itu mengingatkan aku akan proses Kara dalam melupakan
Eliot, proses Kalle dekat dengan Kara. Selain mengingatkan aku tentang cerita
yang memang tentang proses tersebut. Ini juga tentang proses, aku, kalian dan
kita semua. Apapun hasilnya nikmati prosesnya dan tunggu kejutan apa yang akan
terjadi.
*****
Pasti pada nungguin give away yaa, tenang aja setelah ini mungkin sekitar kurang lebih
tiga jam lagi bakalan aku post give away nya,
jadi silahkan tunggu saja dulu. Makan siang dulu aja.
Sampai ketemu di postingan selanjutnya.
2 Komentar
"...barang-barang yang harus disingkirkan.”
BalasHapusIni quote nyindir banget nih. Aku paling susah menyingkirkan barang-barang apa pun...hiks
Akhirnya ada review yang nyinggung gimana awal pertemuan Kara dan Kalle,,,,
BalasHapusHuaaaa, bocoran adegan favoritnya dah bikin baper,,,, gimana pas baca langsung ya? *^_^*
Gak sabar pingin baca adegan Kara dilamar muridnya, kira-kira dia tersanjung atau malah ill feel ya? hehe
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian