(Satu Dari Seribu Aku Mau Kamu)
Penulis : Oda Sekar Ayu
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit : Cetakan Kedua, Januari 2017
Tebal : 314 Halaman
ISBN :
978-602-336-144-1
Harga : Rp 64.800 (Grobmart sebelum diskon)
***
BLURB
Nadhira
menyayangi Dimas, tetapi Dimas membenci Nadhira
Semesta
menyayangi Nadhira dan memberinya satu permintaan untuk dikabulkan.
Nadhira
meminta Dimas beserta hatinya.
Permintaannya
pun dikabulkan semesta.
Kemudian
hadir satu orang lagi dalam permainan ini, Biru.
Biru
menyanyangi Nadhira, namun bisakah Nadhira menyanyangi Biru?
Satu dari seribu, aku mau kamu.
Adalah puisi
hati Nadhira untuk cinta pertamanya.
Satu dari seribu, memang harus kamu.
Adalah
sepenggal puisi harapan Biru untuk masa depannya.
Semesta
mempermainkan Nadhira dan membuat hidupnya petjah.
*****------*****------*****------****-----******
Dimas Baron, Nadhira Amira, Ambrosius Biru mereka
bertiga berada dalam satu sekolah yang sama, tapi bedanya Dimas dan Nadhira
berada dalam satu kelas yang sama yaitu kelas akselerasi atau kalau istilah di
sekolah mereka adalah kelas CIBI (Cerdas Istimewa, Berbakat Istimewa).
Sementara Biru ada di kelas reguler dan menjadi kakak kelas mereka, istilah di
sekolah mereka angkatan biru di sebut Agit / penguasa sekolah.
Awalnya Nadhira benci Dimas, karena perkataan teman
sekolahnya waktu SMP, kemudian Nadhira dan Dimas masuk di satu sekolah yang
sama, Nadhira yang gembira saat melihat dirinya berada satu peringkat di atas
Dimas, menjadi awal bagi Dimas untuk membencinya.
Tapi malang bagi Nadhira, setahun bersama Dimas dalam
satu kelas yang sama, ada getaran yang aneh yang ia rasakan saat Dimas
menatapnya tajam, dan Nadhira tahu bahwa Dimas tidak seperti apa yang ia
pikirkan. Ada rasa di hati Nadhira untuk Dimas, tapi sayang Dimas masih terus
benci dan menatap tidak suka kepada Nadhira.
Ada satu kejadian yang membuat hubungan keduanya
semakin dekat, Dimas sadar bahwa kebenciannya selama ini dengan Nadhira sungguh
tidak beralasan. Setelah hubungan keduanya menjadi lebih dekat, Nadhira
berkenalan dengan cara yang tidak terduga dengan sosok bernama Biru, ia satu
tingkat di atas Nadhira. Pertemuan pertama mereka adalah ketika Nadira
kehujanan dan Biru memayungi payung biru kepadanya. Dari sinilah awal mula
Nadhira kenal dengan Biru. Siapa yang tidak tahu Biru, satu sekolah semua tahu
sosok Biru. Biru adalah pentolan geng, anak kelas dua belas yang paling
ditakuti.
Saat hubungan dirinya dengan Dimas direstui oleh
semesta, pertemuannya beberapa kali dengan Biru membuat pandangan Nadhira akan
sosok Biru berbeda dari pandangan orang lain. Biru menyimpan sebuah kesedihan
dan penuh rahasia.
Jika Dimas dan Nadhira sama-sama berjuang di kelas
akselerasi, maka Biru dan Nadhira adalah sama-sama penyuka sastra, keduanya
sama-sama pandai bermain kata (membuat puisi)
Bagaimana kisah ini berlanjut?
Bagaimana hubungan yang akan terjalin antara Dimas dan
Nadhira?
Bagaimana keseruan Dimas, Nadhira dan Biru dalam
menjalani masa-masa SMA yang katanya orang masa paling membahagiakan?
Kesedihan dan rahasia seperti apa yang tersimpan dalam
sosok seorang Biru?
Bagaimana Dimas dan Biru membuat kehidupan seorang
Nadhira menjadi petjah?
Baca kisah selengkap mereka dalam “PETJAH” karya Oda Sekar Ayu
Ini karya pertama Oda yang aku baca, dan langsung
dibuat terpana dengan gaya penulisannya. Petjah adalah novel jebolan wattpad,
tapi aku sendiri belum pernah baca versi wattpad-nya,
Dalam penuturan Petjah, penulis menggunakan sudut
pandang orang ketiga, tidak hanya menggunakan satu sudut pandang, karena di
waktu bersamaan penulis juga menggunakan sudut pandang tokoh lain, jadi kita
lebih tahu apa-apa saja yang berkecamuk dalam pikiran para tokoh. meskipun
begitu kita tetap akan dibuat penasaran dengan kelanjutan kisah ini, ‘kok si
Biru bisa berpikiran seperti itu ya’ atau ‘kenapa Nadhira gitu’, pertanyaan
semacam itulah yang muncul dalam benak aku, saat penulis menggunakan beberapa
sudut pandang sekaligus, jadi semakin penasaran kan sama kisah mereka.
Jujur pertama kali aku kepincut sama novel ini, karena
menurut aku judul dan covernya bikin penasaran, jika buku ini bisa berbicara
pasti ia akan berkata “baca aku, baca aku, baca aku” dan menjadi kenyataan saat
ada event yang namanya HARBOLNAS 2017, waktu itu aku beli TBO Grobmart. Lumayan
dapat diskon 50% plus 15.000 (kupon roulette), dan baru selesai di baca akhir
Februari 2018.
Aku tertarik sama novel ini selain karena cover dan
judulnya, yang membuat aku makin penasaran adalah bagian blurb-nya dan
tagline-nya “SATU DARI SERIBU AKU MAU
KAMU” dan setelah dibaca judulnya, covernya, tagline-nya semua nyambung
jadi satu.
Ada 3 karakter utama dalam kisah ini
Nadhira, gadis penggila sastra dan jago banget buat
puisi, jago dalam mata pelajaran bahasa indonesia, dia gampang menangis dan
benci hujan, kepedulian dan rasa ingin tahunya tinggi dan agak ceroboh. Sangat kehilangan
dengan meninggalnya sang kakak, bahkan sampai dibela-belain masuk sekolah yang
sama dengan almarhum kakaknya. Hidup berpisah dengan kedua orangtuanya karena
bagi kedua orangtuanya tinggal di Indonesia sama saja mengingatkan mereka akan
sosok anak laki-laki satu-satunya yang menjadi kebanggan keluarga. Dan tinggal
dengan paman dan bibinya.
Dimas, awalnya aku mengira dia ini sosok yang cool melihat cara mendeskripsikan si Dimas
di awal cerita, sumpah membuat aku nggak menyangka. Nyatanya Dimas itu konyol, absrud dan tidak nyangka aja jika anak
dengan predikat no 1 di sekolah punya tingkah yang seperti itu. Di balik sifat
dia yang konyol Dimas ini termasuk dalam kategori manusia yang sangat menaati
peraturan dan dia tahu apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dan fakta yang
mengejutkan Dimas ini ternyata romantis juga. Dimas itu einsthein, apapun
perkataan dia selalu berhubungan dengan pelajaran. Ha ha ha lucu Dimas ini
orangnya.
Biru, anak agit, rajanya kelas tiga, hobi tawuran dan
agak berandalan seperti itulah gambaran Biru dimata orang lain, tapi bagi
keluarganya Biru adalah sosok yang rapuh, sejak meninggalnya sang kakak
perempuan Biru menjadi sosok yang berbeda. Ia punya tekad untuk balas dendam
atas kematian kakaknya dan juga kematian dewa penolong kakak satu-satunya.
Selain itu ada juga Mira teman satu bangku Nadhira,
Mira ini tipe sahabat yang mendengarkan, dia tidak kepo dengan urusan
sahabatnya, kalau sahabat tidak mau cerita maka Mira akan memberikan tempat
sandaran bagi sahabatnya. Kemudian ada Bram teman seperjuangan Dimas dalam
bertingkah konyol. Ha ha ha lucu abis jika dua orang ini berkumpul dan melakukan
kegilaan bareng di kelas.
Aku suka karakter Dimas, kenapa aku pilih Dimas, pasti
sudah banyak yang suka dengan sosok Biru, ha ha ha aku suka Dimas dan Bram. Mereka
penyegar dalam kelamnya kisah di buku ini.
Alurnya maju tapi ada beberapa part yang menceritakan
kejadian masa lampau Dimas, Nadhira ataupun Biru yang menjawab teka-teki permasalahan.
Setting tempat banyak terjadi di
sekolahan.
Gaya penulisannya unik, apalagi pemilihan diksinya,
woooww aku sempat berfikir ini benarkah ucapan anak SMA. Apalagi kalau Nadhira
sudah berbicara dengan Biru ck ck ck ck bahasa mereka berat, kiasan yang penuh
makna mendalam. Kalau rayuan maut Dimas ke Nadhira anti mainstream banget, segala pelajaran yang ia dapatkan di sekolahan
menjadi bagian dari rayuan itu, mulai dari matematika, fisika, kimia bahkan
biologi. Ha ha ha
Selain itu juga ada istilah-istilah unik dalam
penyebutan kelas dari Utas, Aud, Agit ternyata menggunakan bahasa ngalam ( aku
tahu bahasa walikan ini waktu di Malang dulu). kemudian istilah
nona hujan hujan kecil dan tuan kelabu. Suka suka sama pemilihan nama-namanya
yang digunakan.
Selain itu, di cerita ini akan menemukan tentang
barisan puisi karya Nadhira ataupun Biru yang sumpah keren habis, aku suka gaya
penulisan puisinya. Nanti aku kasih puisi karya Nadhira dan Biru yaa.
Dan selalu ada quote-quote pembuka di setiap awal bab
baru, model-model seperti ini yang selalu membuat aku suka. Karena aku termasuk
pecinta quote ha ha ha .
Cerita Petjah memang
tokoh utamanya seorang remaja, membaca cerita ini membuat aku berfikir ternyata
membuat cerita dengan tokoh utama remaja tidak harus dengan kisah cinta yang
menye-menye ataupun tentang rebutan pacara ala sinetron ada yang lebih dari
itu.
Kabar terbaru novel Petjah ada versi terbarunya, aku
sendiri kurang tahu apa bedanya dengan versi yang lama.
Yang aku suka adegan dalam cerita petjah adalah adegan
dimana ada Dimas dan Nadhira. Dimas yang suka cubit pipi Nadhira yang katanya Dimas
mirip bakpao. Terus yang banyol itu waktu Bram dan Dimas lomba memasukkan
kerangka bangunan ke leher mereka. Yang paling banyak dia yang menang.
Saatnya tebar-tebar quote yang muncul di cerita dan
menjadi favorit ;
“Hujan itu bentuk kepasrahan paling bodoh, ya kan?
Dia mau jatuh, terserap tanah, merasa sakit hanya untuk kehidupan alam raya.”(Halaman 225)
“Tujuan hidup itu justru sesuatu yang real. Ibarat katrol, bebannya itu lo,
tali katrolnya adalah kehidupan lo, dan gaya yang menggerakan katrol itu ya tujuan hidup lo. Makanya kalau nggak ada tujuan hidup ya hidup lo stagnan. Kalau mau hidup ya harus punya tujuan meskipun tujuannya sekedar buat bertahan sampai besok.”(Halaman 295)
“Manusia selalu butuh pulang. Selama kami ada di dunia,
tidak peduli ke belahan dunia mana pun kamu pergi,
kamu bisa pulang pada kami.”(Halaman 302)
Dari kisah kisah Dimas, Nadhira dan Biru kita banyak
belajar, terutama untuk mereka para remaja yang masih bersekolah. Dari Dimas
kita belajar untuk mengerti tujuan hidup, untuk tahu mana sebuah prioritas yang
harus diutamakan. Sedangkan dari Nadhira kita menjadi tahu bahwa segala bentuk
pilihan yang kita pilih, kita harus siap menanggung semua sebag akibatnya. Sementara
dari Biru kita belajar bahwa keluarga adalah segalanya dan tempat kita kembali
pulang. Dan dari ketiganya kita tahu bahwa masa remaja/SMU adalah masa yang
paling menyenangkan dan menjadi pondasi kita untuk melangkah ke arah yang lebih
pasti.
Meskipun tokoh utamanya pelajar SMU, kisah mereka ini
bisa dibaca oleh banyak lapisan masyarakat. Kalian harus baca ini. Kereen,
kisahnya anti mainstream dan luar biasa
Bintang 4 untuk kisah Dimas-Nadhira dan Biru
***************--------------------******************
Berikut salah satu puisi karya Biru
Nona Hujan
Rintik lewat beberapa
detik
Langkah lepas tak punya
arah
Bersama hujan berlari
menyapu sanubari
Dilanda nesta tiap tidak
ada
Katanya ini untaian rindu
jadi duka
Lalu kutitipkan pada
kelabu
Sebab hujan membawamu
Nona Hujan,
Akankah kita bertemu?
-Juli, Biru-
Puisinya Biru aja ya yang
aku share, puisinya Nadhira biarkan hanya Nadhi dan pembaca yang tahu ha ha ha,
baca bukunya kalau pengen tahu karya karya puisi Nadhi.
***********----------------************---------------************
Oda sekar Ayu Issusilaningtyas lahir di Jakarta, 19
April 1995. Lelah dengan nama yang terlalu panjang, dia lebih suka menyingkat
namanya menjadi Oda Sekar Ayu. Lulus SMA dalam waktu dua tahun serta menyukai
kimia dan biologi, cewek ini justru lulus sebagai sarjana ekonomi jurusan
akuntansi dari Trisakti School of Management pada tahun 2016.
Perempuan berzodiak aries dengan golongan darah B ini
sudah menyukai dunia kepenulisan sejak kecil. Pertama bergabung dengan koran
sekolah “SATIK POS” pada tahun 2007, dia kemudian berlanjut mengembangkan
kecintaan menulisnya di dunia jurnalistik lewat portal berita hiburan Korea online berbahasa Inggris, Korea updates sejak 2011 hingga 2013.
Aktif menulis fanfiks sejak 2010 dan berhenti di tahun
2012. Oda Sekar Ayu beralih menulis cerita-cerita pendek dan puisi hingga
sekarang. Semua cerpen dan puisinya dapat dibaca melalui blog purpleandods.tumblr.com
Petjah adalah karya terbitan
pertama Oda Sekar Ayu, namun tulisan pertamanya berjudul Alfa & Omega ditulis pada tahun 2015 dan selesai di tahun 2016
lewat aplikasi wattpad. Novel-novel yang lain seperti Hujan, Titik Koma, dan kumcer-kumcer dapat di akses melalui akun
wattpad @mongseptember
Get in touch :
Twitter / instagram : @odasekar95/
Askfm : @onlyda
Line@ ; @mux4834w
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian