Sudah gak sabar menunggu
postingan part selanjutnya.
Bagaimana kesan-kesan
kalian membaca part sebelumnya.
Baik-baik, aku tahu kalian
sudah tidak sabar menunggu cerita selanjutnya.
Tanpa menunda-nunda lagi,
aku persembahakan secara khusus buat kalian semua, kelanjutkan dari bab pertama
novel OVERTIME.
Selamat membaca,
Lori
memiliki alasan untuk merasa tegang. Tyler memang tidak akrab dengan adiknya,
dan pertemuan mereka juga tidak pernah ber-jalan mulus. Mereka selalu saja
ribut, meski sebagian besar disebabkan oleh adiknya.
Christopher
membenci Tyler, dan Tyler tahu jelas kenapa. Tapi dia juga tidak pernah
berusaha membuat Christopher menyukainya. Kalau Christopher memang mau
membencinya, ya sudah, itu kerugiannya.
“Lo nggak
kerja lagi hari ini?” tanya Tyler pada Christopher, karena melihat adiknya
hanya mengenakan kaus putih dan celana jin hitam. Berkebalikan sekali
dengannya, yang mengenakan kemeja putih dilapisi jas hitam, lengkap dengan dasi
hitam, dan celana bahan hitam.
Christopher
hanya mendengus sebagai jawabannya. Seakan tidak mau berlama-lama berdiri di
depan kakaknya, dia langsung melanjutkan langkahnya melintasi lobi.
Tyler
menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah adiknya. En-tah sampai kapan
Christopher akan bersikap kekanak-kanakan begitu.
“Dia tidur di penthouse lagi?” tanya Tyler pada Lori.
Lori
mengangguk. “Sudah beberapa hari ini dia tidur di sana,” ka-tanya. “Dan dia
selalu bawa gadis yang berbeda tiap malamnya.”
Tyler
mendesah. “Nggak mau kerja, dan malah main perempuan begitu,” gumamnya. “Pak
Denny akan melahapnya habis-habisan, ka-lau sampai dia tahu.” Yang disebutnya
itu adalah nama general manager Hotel
Nevenka.
“Saya akan
usahakan supaya Pak Denny nggak tahu,” kata Lori, memasang tampang
bersekongkol.
Mereka
akhirnya melanjutkan langkah mereka melintasi lobi ber-jalan ke arah lift, dan
naik ke lantai tiga. Ruang kerja Tyler berada di lantai itu.
Ruang
kerja Tyler sangat luas, dengan meja logam besar yang ter-letak membelakangi
kaca, dan sebuah rak buku di sebelah kirinya. Di seberang kirinya, terdapat
ruang rapat kecil, yang hanya terdiri dari em-pat sofa hitam dan meja kopi. Sedangkan
di seberang kanannya, terda-pat rak logam, di mana beberapa pigura foto yang
salah satunya berisi kover majalah TIME yang menampilkan dirinya, sedangkan
sisanya berisi foto-fotonya dengan berbagai tokoh terkemuka, serta beberapa
pajangan keramik, berada.
Tyler
duduk di kursinya, sementara Lori hanya berdiri di depan me-janya, bersiap
membacakan jadwal Tyler untuk hari ini.
“Jam
sepuluh, kamu harus mewawancarai calon pengganti saya,” mulai Lori, membuat
Tyler langsung mengerang.
“Kamu harusnya nggak mengingatkan
saya,” keluh Tyler. “Saya
Lori
tertawa. “Kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari saya.” “Saya nggak yakin,”
gerutu Tyler. “Kenapa Hendrik harus merebut
kamu dari saya?”
Tawa Lori
berlanjut. “Karena dia akan menikahi saya,” katanya. “Dia nggak ingin saya
bekerja.”
“Memangnya kenapa kalau wanita
bekerja?”
Lori
mengangkat bahu. “Dia hanya ingin saya fokus mengurus ru-mah kami nanti,”
katanya. “Dan, tentu saja, anak kami nanti.”
“Well, saya nggak bisa berkomentar lagi
kalau soal itu,” kata Tyler. “Tapi, Lori.” Wajahnya berubah serius. “Saya
benar-benar mendoakan kebahagiaan kamu.”
Wajah Lori
langsung berseri-seri. “Thanks, Ty,”
katanya. “Jangan lupa ya datang ke pernikahan kami nanti.”
“Absolutely.”
Lori lalu
kembali membacakan jadwal Tyler. “Jam dua belas, kamu ada lunch meeting dengan Pak Denny,” lanjutnya. “Lalu jam dua, kamu ada
meeting dengan divisi sales & marketing, dilanjutkan meeting de-ngan divisi food & beverage. Dokumen-dokumen
yang harus kamu tanda tangani ada di meja saya, akan saya susun dulu sebelum
saya kasih ke kamu.”
Tyler
mengurut-urut pelipisnya, merasa lelah bahkan hanya de-ngan mendengar daftar
rapat yang harus dihadirinya. “Oke,” desahnya. “Kamu kembali saja ke mejamu.”
Lori pun
pamit, meninggalkan Tyler seorang diri di ruangannya. Dengan Lori yang begitu
cekatan menjadi asisten pribadinya, Tyler ber-harap calon penggantinya pun sama
cekatannya.
Tahan napas sejenak dan
hembuskan.
Segitu dulu untuk part
hari ini, kita lanjutkan besok yaa...bagaimana sudah punya gambaran Tyler, Chris, Lori dan siapakah nanti yang bakalan jadi sekretaris Tyler? aku penasaran bagaimana nanti alurnya cerita ini.
Sampai ketemu esok dan
semoga hari mu menyenangkan.
By by by
bagi teman-teman yang ingin membaca kisah ini secara lengkap dan menjadi orang yang pertama membaca kisah mereka, masa PO buku ini masih dibuka, dan terakhir nanti di tanggal 31 Agustus 2018. jadi bagi kalian yang minat bisa langsung hubungi ke TWIGORA yaa. cek banner di bawah ini :
1 Komentar
Nice mba
BalasHapusTerima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian