Judul Buku : The Perfect Catch
(Biarkan Luka
Mempertemukan Kita Dengan Cinta)
Penulis : Chocola
Penerbit : Roro Raya Sejahtera (Imprint Twigora)
Editor : Prisca Primasari
Tahun terbit : Cetakan Pertama, September 2018
Tebal : iv + 218 Halaman
ISBN : 978-602-5903-03-8
Hadiah Blog Tour and Give Away di
akun kak Sofi
***
BLURB
Mungkin kamu memang perlu mengalami jatuh cinta
pada orang yang salah. Karena biasanya, ketika mengetahui pilihanmu kelirupun,
masih saja kamu mencoba menyangkal, membuat alasan dan akhirnya benar-benar
menjauh dari kebenaran. Kamu juga tega membohongi diri sendiri sehingga lupa,
cepat atau lambat, cinta yang salah akan membuatmu merasa kesepian daripada
sebelumnya.
Meskipun begitu, cinta yang salah juga membuatmu
menyadari apa yang sebenarnya kamu cari selama ini. Kekecewaan mendorongmu
menemukannya lebih cepat. Patah hati membuatmu lebih menghargai orang yang
balas mencintaimu sama besarnya.
Siapapun dia, suatu saat akan membuatmu mendongakkan
kepala, lalu balas tersenyum ke arahnya. “Ini dia,” katamu dengan suara bangga.
“Ini dia yang membuatku berhenti mencari.”
*****------*****------*****------****-----******
Dinda, murid SMA Pelita yang baru
duduk di kelas satu sangat memuja akan sosok Arga, mantan ketua OSIS SMA Pelita
yang juga jago main basket. Dinda selalu merasa kalah bersaing dengan para fans
Arga, yang selalu setia melihat kepiawaian Arga main bola basket saat jam
istirahat. Tapi sahabat Dinda selalu punya cara unik buat mengajak Dinda untuk
bisa melihat permainan Arga. Perkenalan Dinda dengan sosok pujaanya terjadi
disaat Arga mengelami cedera engsel saat bermain basket di sekolahan, Dinda
yang merupakan anggota PMR mengerahkan segala kemampuannya untuk bisa
memberikan pertolongan pertama pada Arga.
Arga punya sahabat baik yang
selalu menjadi lawan bertanding basket saat disekolah yaitu Gilang. Gilang
meskipun bersahabat dengan Arga tetapi karakter mereka berbading terbalik,
bagai bumi dan langit. Jika Arga adalah sosok idola SMA Pelita dengan segala
prestasi akademik atau non akademiknya, berbeda dengan Gilang.
Pertolongan pertama yang
diberikan Dinda kepada Arga, membawa Dinda bisa menjadi lebih dekat dengan
sosok idolanya itu, apalagi Arga memang menyambut baik sosok Dinda. Dinda yang
selama ini hanya bermimpi menjadi penganggum rahasia seorang Arga, menjadi
berbunga-bunga saat ia bisa berkenalan dengan Arga. Dan sepertinya cinta itu
tidak bertepuk sebelah tangan.
Semenjak insiden pelemparan bola
basket oleh Gilang yang mengenai pelipis Dinda. Keduanya seperti anjing dan
kucing yang selalu bertengkar setiap bertemu. Pandangan buruk selama ini yang
hanya Dinda dengar tentang sosok Gilang, menjadi semakin nyata saat ia
mengalami sendiri berinteraksi dengan Gilang.
Akankah ada cinta segitiga
diantara mereka bertiga?
Arga dan Dinda saling dekat?
Mampukah Dinda menghadapi fans fanatik Arga?
Ada Dinda diantara Arga dan
Gilang, lalu bagimana dengan perjalanan persahabatan Arga dan Gilang?
Baca kisah lengkap Arga – Dinda –
Gilang dalam novel The Perfect Catch karya Chocola.
****-----*****------*****-----******
The Perfect Catch merupakan novel
juara pertama lomba menulis roroteen tahun 2017. Ditulis dengan sudut pandang
orang ketiga lebih banyak untuk sisi Dinda memang, tapi ada beberapa bagian
diambil dari sudut pandang Arga dan Gilang. Kalau Dinda lebih banyak disorot
dari sisi masalah hatinya, kalau Arga dan Gilang tidak hanya tentang hati
mereka masing-masing tetapi juga tentang permasalahan dari orang-orang yang ada
di sekitar mereka.
“Rahangnya yang lancip, mata jernihnya yang ditumbuhi bulu mata lentik,
kulit putih, belum lagi rambutnya yang kecokelatan kala terpapar matahari”
(Gambaran sosok Arga)
Tidak ada hal negatif dari
karakter Arga yang digambarkan dicerita ini, Arga memang sosok idola tanpa
cacat. Tidak hanya di sekolah di rumahpun dia anak yang baik juga. Pasti pada
bertanya, apakah ada sosok seperti Arga? Aku rasa ada, sosok seperti Arga akan
ada jika ia mempunyai latar belakang keluarga yang sehat juga. Lalu apakah Arga
akan tetap menjadi sosok sempurna saat diantara pilihan Dinda atau Gilang?
Cimieweeee cimiweeee
Gilang pandai bermain basket,
bahkan ia pernah menjabat sebagai ketua tim basket, Gilang juga tak kalah
tampan dari sosok Arga, tapi Gilang itu suka bolos, kesempurnaan Gilang hilang
saat dia harus dibandingkan dengan Arga. Tapi Gilang itu penuh misteri,
keluarganya tak seindah keluarga Arga. Karakter Gilang menurut aku memang lebih
dijabarkan daripada Arga. Bagaimana ia melindungi Ibu dan adik perempuan
satu-satunya dan bagaimana ia menyikapi pandangan orang lain tentang
keluarganya, membuat dia lebih dewasa dari usia seharusnya.
Jika disuruh memilih antara Arga
atau Gilang, aku kalau jadi Dinda bingung, dua-duanya kandidat terbaik. Ha ha
ha tapi aku pilih Gilang aja degh, aku suka tipe-tipe badboy yang sayang keluarga. Kalau Dinda kira-kira milih siapa ya??
Dinda, ia punya sahabat dekat
yaitu Fitri, Rena dan Vina yang selalu mendukung Dinda dalam mendekati Arga. Dinda ini suka
tidur, bahkan sama sahabatnya dijuluki ‘putri tidur’. Karakter Dinda menurut
aku dia menggambarkan sosok remaja SMA kelas 1 pada umumnya. Kira-kira dari sahabat
Dinda ada yang suka dengan Arga atau Gilang nggak ya?
Membaca kisah Dinda – Arga –
Gilang, membawa aku ke masa beberapa tahun silam yaitu waktu di SMA. Kayak
Dinda ini dulu, suka sama mantan ketua OSIS yang juga suka main basket,
entahlah itu cowok main basket kenapa selalu terlihat keren dimata ya. Tapi
sayangnya Dinda bisa berkenalan dan dekat dengan Arga, la aku kenalan aja
nggak, dia lulus dan entah kenapa kemudian muncul adik kelas baru yang ternyata
lebih menggemaskan. Ha ha ha ha
Untuk setting tempat memang lebih banyak berada di sekolahan, meskipun
ada beberapa di rumah Dinda, rumah Arga ataupun rumah Gilang. Kalau untuk setting waktu aku merasa
karakter-karakter tokoh itu ada di tahun 2000an, maafkan kalau salah menduga.
Hal yang aku dari buku-buku
terbitan Twigora adalah, adanya karikatur di setiap penanda masuk chapter baru, untuk di novel ini, ada
gambar dua orang laki-laki sedang main basket. Lalu selain itu ada quote-qoute yang menyertai gambar
tersebut. Cantik dan sangat manis. Dan aku rasa ini memang jadi salah satu khas
dari twigora dan pertahankan.
Dari cerita ini pula aku tahu
beberapa istilah fans untuk para penggemar K-pop. Ha ha ha aku suka sama K-Pop
ataupun K-Drama tapi cuma sebatas suka, tidak sampai mencari info-info tentang
para pelakunya. Selain itu aku juga baru tahu tentang ambidextrous, sayangnya kedua hal tersebut gak terlalu dibahas,
iyalah kan memang bukan itu fokus ceritanya. He he he he penasaran aja sebenarnya.
Dan aku suka bagian blurbnya,
arghh keren bikin baper bikin penasaran ingin baca kisahnya bagaimana, dan aku
sangat puas setelah selesai membacanya, Cuma dalam bayangkanku akan banyak
kegiatas basket dalam kisah ini, tapi ternyata porsinya menurut aku masih
kurang, tapi secara keseluruhan dua jempol buat penulis.
Ini bukan cerita yang menyuguhkan
kisah cinta anak SMA saja, fokusnya bukan hanya tentang cinta saja, tapi ada
persahabatan, bagaimana mempertahankan sebuah persahabatan saat salah satu ada
yang melakukan kesalahan. Bagaimana tentang berdamai dengan diri sendiri akan
keadaan yang kita alami.
Adegan yang aku suka dari kisah
Arga-Dinda-Gilang adalah waktu Arga dan Gilang lewat di depan kelas terus para
fans Arga teriak “Kak Argaaa”, aku bayangin kalau itu difilm pake efek
slomotion terus ada gerakan Arga atau Gilang menyisir rambutnya pake tangan.
Duh ileeee pengen dong jadi rambutnya Arga. Dan kebayang itu kepala Dinda kena
lemparan bola basket, tapi Dinda kuat kalau aku udah pusing dan gak sanggup
untuk berjalan pengennya di gendong Gilang aja. He he he
Beberapa quote yang menurut aku
sangat menarik ;
“Dia ternyata tak jauh beda dengan orang-orang di luar sana
yang senang melabeli orang lain, padahal belum tentu orang yang sudah mereka
labeli tidak baik sepenuhnya busuk.”
(Halaman 77)
“Semua pekerjaan pasti ada resikonya.
Kita emang nggak bakal tahu apa yang terjadi di masa depan,
tapi Dinda hidup buat masa sekarang. Khawatirin apa yang belum dan mungkin
nggak bakal terjadi itu terlalu buang-buang waktu.”
(Halaman 80)
“Tapi perasaan memang tidak bisa dia dikte.
Hati punya cara kerja yang berbeda dari kepala. Perasaan bukan permainan.
Cinta itu gak bisa didikte harus diarahin kemana. Cinta kayak air, dia pasti
mengalir ke tempat seharusnya dia mengalir.”
(Halaman 168)
Ini bukan hanya tentang kekaguman
seorang gadis remaja yang berubah menjadi cinta. Ini juga bukan tentang cinta
sejati, terlalu dini untuk membicarakan cinta sejati antara Dinda , Arga dan
Gilang, karena mereka punya prioritas untuk mengejar mimpi mereka. ini tentang
mempelajari bagaimana cara hati bekerja. Menemukan orang yang tepat dari
kesalahan yang telah dilakukan, yang paling penting kita tahu apa yang kita
lakukan. Tentang remaja yang belajar untuk tanggungjawab akan masa depannya.
Para anak-anak remaja di seluruh
Indonesia sudahkah kalian membaca kisah ini? Kalau belum segera membaca, tapi
buat yang bukan remaja lagi, boleh banget untuk membaca ini. Siapa tahu bisa flash back zaman-zaman SMA dulu, yang
penting gak balikan sama mantan aja. He he he
*****------*****------****--------*****------*****
sumber : klik di sini |
Instagram : @citra_chocola
Twitter : @chocola134
Facebook : Chocola
Terimakasih banyak Kak Sofi, atas
hadiah GA-nya, senang bisa berkenalan dengan Dinda, Arga dan Gilang. Buat kak
Chocola ditunggu karya-karyanya yang lain yaa... semangat semua
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian