Judul Buku : Akik dan Penghimpun Senja
Penulis : Afifah
Afra
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Tahun terbit : April 2015
Tebal : vii + 322 Halaman
ISBN : 978-602-1614-63-1
***
BLURB
Acintyacunyata.
Sunyi, sepi...
gelap abadi
Tak peduli,
terus menapak gagah
Satu demi satu
langkah menjangkah
Satu demi satu
misteri terpecah.
Bagi sang
kelana
Hidup adalah
mendedah zirah
Nan melangit
di lengkung semesta
***
Sekelompok
peneliti mudah menelisik lurung-lurung gulita gua yang masih menyimpan seribu
rahasia dengan harapan seluas samudra. Namun, elan yang membara harus
berbenturan dengan amarah sang penghimpun akik. Nyawa pun menjadi taruhan. Tak
ada yang bisa menahan, bahkan cinta sejati sang penghimpun senja.
Debur ombak
pantai selatan, pantai yang penuh kenangan, pun menjadi saksi atas laranya
harapan yang berbentuk dengan kenyataan. Tetapi, semua toh akhirnya melarut
dalam jingganya senja. Buktinya, dia mampu menghimpun empat ribu delapan ratus
dua puluh tiga senja dalam hidupnya.
*****------*****------*****------****-----******
Setelah melalui perdebatan yang cukup sulit
akhirnya Anton bersedia ikut dengan dua syarat yang telah ia tentukan, karena
semua anggota merasa Anton adalah yang paling berpengalaman dalam susur gua
seperti Luweng Jaran, Fahira selaku ketua rombonganpun menyetujui syarat yang
diberikan oleh Anton, demi kepentingan bersama dan demi penelitian berjalan
lancar.
Sementara di sisi lain, di salah satu sudut
kabupaten Pacitan, Rianti perempuan muda yang berjualan kelapa muda di pinggir
Pantai Kalayar selalu memilih paling akhir menutup kedainya, karena apa? karena
ia ingin melihat senja di Pantai Kalayar. Dia bukan gadis lajang, tapi dia
sudah menikah. Tapi sayang pernikahan yang ia jalankan tidak seindah pernikahan
pada umumnya. Menjadi istri dari Ki Gunadi, orang yang dianggap pintar oleh
orang-orang atau bisa disebut dukun. Momen kehidupan pernikahan yang sebenarnya
ternyata jauh dari angan-angan Rianti.
Lalu apa hubungan Rianti, Ki Gunadi dengan
ekspekdisi susur Gua Luweng Jaran yang dilakukan oleh Anton dan Fahira?
Semua dikupas lengkap dan tuntas dalam kisah AKIK
dan PENGHIMPUN SENJA karya Afifah Afra.
Dua jempol mungkin kurang untuk menedeskripsikan
cerita dalam buku ini. Meski beberapa bab di awal masih belum tahu kemana
cerita ini berjalan, tapi karena memang penasaran akhirnya baca lanjut bab demi
bab dan alhamdulilah sampai ending juga.
5 sudut pandang tokoh yang digunakan dalam cerita
ini yaitu Anton, Fahira, Rianti, Ki Gunadi dan kelelawar penghuni Gua Luweng
Jaran. Meski dengan cerita melalui sudut pandang beberapa tokoh, tetapi alur
cerita tetap menyatu dan berjalan dalam alur cerita yang urut, jadi jangan
lewatkan satu babpun.
Memutuskan membeli ini karena pernah baca review
sekilas di media sosial, bahwa cerita ini menggunakan setting tempat di Pacitan, yaap kota di mana aku dilahirkan
dibesarkan dan tinggal sekarang. Dalam hati aku langsung berkata “wah pokoknya
aku harus punya buku ini. “ dan aku mengira dilihat dari judulnya bahwa cerita
dalam novel ini adalah cerita fantasi ternyata bukan.
Gua Luweng Jaran memang benar ada di Pacitan, dan
sampai detik ini menurut info yang aku dengar gua ini memang masih di tutup
untuk umum. Membaca cerita ini jujur aku malu pada diriku sendiri. Kenapa?
Karena setelah membaca buku ini aku merasa belum tahu apa-apa tentang Pacitan
dibanding penulis yang jelas bukan orang asli Pacitan.
Jalannya alur cerita bisa diibaratkan kita seperti
naik tangga, tidak terlalu pelan dan tidak terlalu cepat. Tapi langkahnya
mantap dan menyakinkan. Jadi seperti apa kata aku di awal kalimat di atas,
jangan pernah melewatkan satu babpun, meski kadang tiap bab adakalanya
menggunakan sudut pandang yang berbeda, tapi masih tetap berkesinambungan.
Dengan 4 sudut pandang tokoh plus 1 seekor
kelelawar, 4 tokoh tersebut mempunyai karakter yang berbeda.
Anton, dia tampan tapi sayang tampilannya urakan, meski
urakan, cuek, susah diatur tapi ternyata dia seorang yang puitis dia juga
berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, kalau ketemu model kayak gini,
coba sentuh hatinya maka kamu akan menjadi dunianya dan kamu akan memiliki
dunianya. He he he .
Fahira Azalea, gadis pintar dan gadis berprestasi
yang merasa bisa melakukan apapun sendirian (tapi dia tidak sombong atau
menyombongkan diri ya) tapi akhirnya menyerah bahwa ia memang membutukan Anton
untuk proyeknya.
Dan Rinanti dialah si penghimpun senja. Cantik dan
menurut orang-orang di sekitarnya dia merupakan keturunan dari salah satu selir
Prabu Brawijaya yang berasal dari Campa. Selain cantik Rinanti juga termasuk
wanita yang pintar tapi sayang dia harus berhenti sekolah. Wanita yang sabar,
ikhlas meski mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari sang suami tapi
dia tetap berusaha untuk mengabdi kepada suami. Tipe-tipe wanita “nrimo ing pandum” (Artinya menerima apa
saja yang sudah menjadi takdirnya)
Ki Gunadi Hantayudha, sangat mencintai alam, sakti mandraguna
karena konon katanya ia masih keturunan dari kerajaan Mataram. Meski tidak
pernah bersekolah dia sangat pandai. Dan tentunya dia sangat ditakuti oleh
semua orang.
Selain tokoh di atas ada beberapa tokoh pendamping
yang juga mencuri perhatian, mereka adala teman-teman Anton dari pecinta alam.
Meski Anton terkesan orangnya datar dan tidak bisa diajak bercanda, tapi
berkebalikan dengan Anton, yang menjadi teman dekat Anton malah mereka yang
hobi becanda. Klop banget bukan.
Keindahan Gua Luweng Jaran sangat terdeskripsi
dengan baik dalam cerita ini saya sebagai warga Pacitan asli jadi penasaran
dengan keindahan yang ditawarkan oleh gua ini.
Untuk masalah cover dan judulnya sudah pas, saling
berhubungan, kombinasi warnanya juga seperti mampu berbicara. Kombinasi warna,
gambar, judulnya sangat nyambung dan cocok sekali.
Pilihan diksi yang penulis gunakan sangat puitis,
tapi bukan puitis ke arah galau ya. Dalam mendeskripsikan sesuatu itu mempunyai
perumpaan yang luar biasa. Bisa dibilang “Ilmune
wes duwur” pokoknya top markotop.
Pemberian nama di setiap bab-nya juga antimainstream. Awalnya aku
bertanya-tanya ini nama apa sih sebenarnya yang dipakai dalam nama tiap bab
dalam cerita ini. Setelah aku cari di google ternyata semua itu adalah nama
nama batu alam. Antara lain Beryl,
Chalcedony, Dolomit, Endokarst dll.
Tapi aku menemukan beberapa kata yang salah
penulisan, tapi karena memang sudah terlarut dalam cerita aku tidak menandai
pada halaman berapa aja yang ada salah penulisan, karena aku memang mau fokus
kepada cerita dan alur ceritanya.
Adegan dalam cerita yang menarik bagiku adalah
waktu Rinanti melihat senja, dialah si pengumpul senja, kenapa aku suka? Karena
aku juga senja, dan aku ingin sekali melihat senja di pantai, apalagi di pantai
Klayar.
Tapi kalau adegan yang bikin deg-degan adalah saat
ki Gunadi muncul, entahlah aura seram nampak nyata saat ada Ki Gunadi ini.
Beberapa ungkapan yang menurut aku sangat menarik
akan keindahan kata-katanya, antara lain sebagai berikut :
“Aku pun sebenarnya hanya batu kerikil tiada makna. Namun aku selalu
berharap agar mineral-mineral kehidupan mendatangiku, menyelimutiku. Mineral
berupa kebaikan, kesabaran, kejujuran. Mineral yang beraroma pengorbanan, cinta
kasih, dan ketabahan. Tanpa itu, selamanya aku hanya sebutir kerikil hina. Aku
tahu derajat kebanalanku. Maka, aku sangat membutuhkan sesuatu yang membuatku
mampu berkilau, seperti cavepearls ini.”
(Halaman 3)
”Take nothing but picture, leave nothing but footprint. Kill nothing but
time...”
itu prinsip dasar seorang penelusur goa.”
(Halaman 5)
“Jika sebuah kemewahan menangkap senja hanya ditebus dengan uang sebesar
lima ribu, ngapain juga orang-orang pada bercakar-cakaran berebut rupiah.”
(Halaman 21)
“Tetapi, sepotong senja yang terindah, telah digunting seseorang dan dibawa
pulang. Ketika aku datang kesini, aku hanya menjumpai sebuah langit yang
bolong.”
(Halaman 133)
“Keindahan batu permata itu unik, karena justru dihasilkan dari alam yang
tampaknya tak menjajikan apapun selain kegersangan dan ketandusan. Tetapi, ya
itulah.... Gusti ora sare, Tuhan tidak tidur. Di tengah pegunungan
gamping dan kapur seperti ini, di tengah alam yang tandus, Pacitan ternyata
surga batu-batuan indah.”
(Halaman 171)
“Hilangkan segala bentuk keegoisan, keinginan menang sendiri, dan
ketamakan. Alam telah mengajari kita untuk melakukan sesuatu sesuai
proporsinya.”
(Halaman 181)
Dan aku cuplikan sebait puisi dari Anton, yang ia
ciptakan saat melihat senja di Pantai Klayar bersama Rinanti.
Aku dan jingga, bagai dua sisi keping rindu
Aku adalah sungai, jingga adalah lautan
Dan senja adalah muara
Laut boleh jadi tak pernah bertemu sungai
Meski dia merindu aliran airnya
Sungai boleh jadi tak pernah bertemu laut..... dst
(Halaman 15)
Selalu ada hikmah atau pesan yang bisa kita ambil
dari setiap bacaan yang telah selesai kita baca. Sama halnya dengan setelah
membaca novel ini. Pesan moral dari cerita AKIK dan PENGHIMPUN SENJA menurut
aku adalah :
Pertama : Jangan pernah menilai seseorang dari
penampilannya. Istilah kerennya jangan menilai buku hanya dari sampulnya.
Kedua : Selalu ada alasan yang mengikuti dari sikap
atau perilaku seseorang yang mungkin menurut kita tidak biasa.
Ketiga : Seperti apa kata Fahira yaitu “Betapa penting sebuah harapan dalam hidup
seorang manusia. Harapan akan membuat seseorang tetap optimis dengan laku
apapun yang tengah dia jalani, seburuk apapun itu. Orang sukses, sebenarnya
hanyalah orang yang mampu memenej harapan dengan baik. Pemimpin yang baik, kata
Napoleon, sebenarnya pun hanyalah seorang agent of hope. Jadi bagaimana
mungkin harapan itu akan kita miliki jika kita tak memiliki sandaran yang
menjadi muara segala harapan.” (Halaman 227)
Keempat : Sayangi alam sebagaimana kita menyayangi diri kita sendiri,
jangan merusaknya.
Sungguh novel yang luar biasa bukan.
Kalau di beri nilai 1 – 10 , aku memberikan nilai
9,7 untuk novel ini. Jadi jangan ragu untuk memasukkan novel ini ke daftar
tunggu bacaan kalian. Selamat membaca, selamat berpetualang di Gua Luweng Jaran
dan kapan main ke Pacitan?
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian