Judul Buku : Last Forever
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : Cetakan Ketiga, 2016
Tebal : vi + 378 Halaman
ISBN : 978-780-843-2
***
BLURB
"Seharusnya, aku tidak boleh mengharapkanmu. Seharusnya, aku tahu diri. Tapi, Lana...., ketakutanku yang paling besar adalah.... aku kehilangan dirimu pada saat aku punya kesempatan memilikimu." --Samuel
"Untuk berada di sisimu, aku harus membuang semua yang kumiliki. Duniaku. Apa kau sadar?" -- Lana
Dua orang yang tidak mengingkan komitmen dalam cinta terjerat situasi yang membuat mereka harus mulai memikirkan komitmen. Padahal, bagi mereka, kebersamaan tak pernah jadi pilihan. Ambisi dan impian jauh lebih nyata dibandingkan cinta hanya sementara.
Lalu, bagaimana saat menyerah kepada cinta, justru membuat mereka tambah saling menyakiti? berapa banyak yang mampu mereka pertaruhkan demi sesuatu yang tak mereka duga?
****
Samuel dan Lana, mereka pertama kali bertemu tujuh tahun yang lalu di Festival de Cannes yang diadakan di Prancis, Lana yang bekerja di Net Geo kagum dengan film yang dibuat oleh Samuel. Film dokumenter tentang penari jawa, Lana yang mempunyai darah setengah jawa merasakan kekaguman yang luar biasa akan alur cerita yang dibuat oleh Samuel.
Dari rasa kagum yang memucah Lana dengan berani memulai lebih dahulu untuk berkenalan dengan Samuel, dan dari situlah hubungan tanpa status mereka berlanjut. Lana yang tinggal di Amerika, sementara Samuel menetap di Indonesia, hubungan jarak jauh tanpa ikatan tersebut nyatanya bisa dilakukan oleh Lana dan Samuel selama tujuh tahun lamanya. Status tidak penting bagi mereka, Samuel bebas pergi berkencan dengan siapapun saat Lana tidak ada di sampingnya.
Akhir seperti apakah yang akan mereka terima, tetap berjalan beriringan meski tanpa ikatan atau sebuah berubahan. Saat kesempatan untuk saling memiliki ada di depan mata, apakah mereka akan berjuang atau menyerah. Diceritakan dengan baik dan luar biasa oleh penulis, simak kisah seru mereka berdua dalam cerita "LAST FOREVER"
-------
Akhirnya bisa membaca karya Windry Ramadhina lagi, GLAZE adalah karya pertama dari penulis yang aku baca, sejak saat itu selalu penasaran dengan karya-karyanya dan selalu suka dengan alur cerita yang disuguhkan. prok, prok, prok tepuk tangan untuk kak Windry Ramadhina.
Baca review GLAZE : di sini
Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga, dua orang tokoh utama menjadi bintangnya, meskipun saya rasa tokoh Lana lebih banyak dipakai sebagai pov. Penggambaran karakter kedua tokoh utama sangat spesifik mulai dari cara berpakaian, sudut pandang pemikiran kedua tokoh dan interaksi dengan tokoh sangat mendukung untuk mendefinisikan karakter dua tokoh utama tersebut.
Lana Lituhayu Hart, dengan wajah perbaduan barat dan timur. Dengan bentuk fisik sempurna ditunjang Lana yang pintar dan berbakat, menjadi paduan sempurna untuk seorang Samuel mengenal Lana lebih dekat.
Karakter mereka menurut aku bisa dikatakan sama, mereka juga sama-sama menyukai film dokumenter. Kalau biasanya dua tokoh beda jenis yang mempunyai karakter yang sama tidak bisa bertahan lama, tapi Lana dan Samuel tidak seperti itu, bahkan mereka bisa menjalin hubungan selama 7 tahun. Marahnya Samuel malah terlihat menggemaskan di mata Lana, dan pada akhirnya mereka akan kembali ke satu sama lain. Melihat mereka berdua aku percaya bahwa jodohmu adalah cerminanmu sendiri. Lana bisa dikatakan seorang wanita yang independent, bertemu dengan Samuel yang bekerja keras bahkan cenderung bersikap bosy.
Hal yang paling menarik adalah adegan Samuel marah-marah kepada staff Hardi Studio, semua kena marah hanya karena Samuel bad mood, karena ditinggal Lana kembali ke Washington. Di sini memang benar terlihat menggemaskan Samuel ini, apalagi si Rayyi. Tokoh Rayyi ini memang benar benar menyita perhatian saya. Membaca Rayyi ini aku kebayang Taehyung BTS, bukan dari segi penampilan ataupun dari segi fisik, tapi lebih ke karakter Rayyi. Karakter Rayyi menurut aku seperti karakter Taehyung. he he
Beberapa quote yang menarik yang aku temukan di dalam buku :
"Komitmen adalah penyakit. Itu sesuatu yang menggerogoti hubungan lelaki dan perempuan sampai habis, sampai keduanya tidak tahu lagi apa yang dulu membuat mereka bergairah. Mereka jadi terikat." (Halaman 15)
"Wajar lelaki dan perempuan jadi terikat. Itu tujua mereka menikah. Supaya bisa saling memiliki." (Halaman 15)
"Menurutmu berapa persen perempuan yang harus melepaskan pekerjaanya karena pernikahan. Kalian para lelaki tidak cuma memberi cincin. Pada saat bersamaan, kalian juga memberi peran ganda kepada perempuan. kepada kami." (Halaman 29)
"Kami bukan makhluk super. Kami tidak akan bisa menjalani dua peran. Ujung-ujungnya, kami harus memilih : pekerjaan atau pernikahan. Dan seringnya karena terlanjur terikat, kami terpaksa memilih pernikahan." (Halaman 30)
"Hubungan yang ideal adalah hubungan yang tanpa ikatan. Dengan begitu, lelaki dan perempuan bisa bersama sekaligus tetap sendiri." (Halaman 87)
"Kita sama, semakin lama aku mengenalmu, semakin sulit aku menyingkirkanmu dari kepalaku." (Halaman 168)
"Dalam hubungan lelaki dan perempuan, memang harus ada yang dikorbankan. Itu yang membuat hubungan berhasil. Itu yang menjadikan hubungan berharga." (Halaman 227)
Dari kisah Lana dan Samuel pesan yang dapat kita petik adalah perihal jodoh, jodoh itu mutlak kekuasan TUHAN, seberapa besar kita menolak jika berjodoh maka akan tetap bersatu, sebaliknya, seberapa besar kita berusaha untuk menyatukan sebuah hubungan jika TUHAN tidak berkehendak maka akan lepas juga.
Kalau dari pesan yang ingin disampaikan cocok banget ini buat mereka yang sedang terjebak dalam zona teman tapi mesra, ataupun hubungan tanpa status atau lebih kerennya adalah friendship with benefit. Kalau yang jomblo baca ini boleh kok, tapi tidak boleh baper. Jadi siapapun kamu saat ini kamu bisa membaca buku ini, tapi disarankan untuk umur 20 tahun ke bawah.
Selamat membaca dan selamat berkenalan dengan Lana dan Samuel.
Windry Ramadhina. Lahir dan tinggal di Jakarta; senang melakukan perjalanan; terkadang iri kepada Lana yang bisa pergi ke tempat-tempat paling tersembunyi di dunia.
Dia menulis fiksi sejak 2007, buku-bukunya yang telah terbit adalah : Orange (2008), Metropolis (2009), Memori (2012), Montase (2012), London ; Angel (2013), Interlude (2014) danWalking After You (2014). Last Forever merupakan bukunya yang kedelapan.
Windry suka membaca surat dan jawab pertanyaan. Dia hisa dihubungi lewat : email windry.ramadhina @yahoo.com, twitter : @windryramadhina
instgram @beingfaye atau blog www.windryramadhina.com
0 Komentar
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian